Pada setiap kegiatan usaha perikanan seperti usaha pembibitan
lele pun diperlukan adanya tahapan seleksi bibit pada setiap interval
waktu tertentu. Di kalangan para pembudidaya ikan, aktifitas ini dikenal dengan
istilah 'grading'. Prakteknya adalah dengan memisahkan bibit ikan
menjadi beberapa golongan berdasarkan ukurannya. Pada dasarnya seleksi bibit
memang perlu dilakukan agar tercapai tingkat keseragaman ukuran (sesuai
umur ikan) sekaligus untuk mendapatkan bibit yang berkualitas ; sehat,tidak cacat dan
memiliki laju pertumbuhan yang baik. Alasan rasional lainnya
adalah bahwa lele tergolong ikan yang bersifat kanibal sehingga
jika tidak segera diseleksi dan dipisahkan ruang pemeliharaannya maka lele yang
tumbuh lebih cepat (lebih besar) cenderung akan memangsa lele-lele lainnya yang
berukuran lebih kecil.
Gambar. Bibit ikan lele
|
Seleksi bibit lele
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya para pembudidaya memilih cara
manual yang cukup praktis menggunakan peralatan sederhana yakni berupa susunan
saringan benih lele yang terbuat dari ember plastik berlubang-lubang(perforated).
Ember jenis ini biasanya banyak tersedia di pasar-pasar ikan tradisional
ataupun di beberapa poultry yang menyediakan peralatan dan
perlengkapan budidaya perikanan. Diameter lubang-lubang penyaring pada setiap
ember biasanya telah dibuat seragam, sesuai dengan ukuran standar benih lele.
Dalam prakteknya terkadang diperlukan 2 sampai 3 susunan ember yang berbeda
dalam satu kali proses penyaringan terutama jika ukuran bibit lele yang
dikehendaki ternyata cukup bervariasi.
Saat dilakukan proses seleksi bibit, ember-ember penyaring ini disusun berdasarkan ukuran diameter lubang-lubang penyaringnya. Ember dengan ukuran diameter lubang-lubang penyaring terbesar berada pada urutan teratas dan ember dengan ukuran lubang-lubang penyaring yang lebih kecil berada pada urutan berikutnya. Demikian seterusnya hingga ember dengan diameter lubang penyaring paling kecil yang sesuai dengan kebutuhan dan variasi ukuran bibit yang dikehendaki.
Saat dilakukan proses seleksi bibit, ember-ember penyaring ini disusun berdasarkan ukuran diameter lubang-lubang penyaringnya. Ember dengan ukuran diameter lubang-lubang penyaring terbesar berada pada urutan teratas dan ember dengan ukuran lubang-lubang penyaring yang lebih kecil berada pada urutan berikutnya. Demikian seterusnya hingga ember dengan diameter lubang penyaring paling kecil yang sesuai dengan kebutuhan dan variasi ukuran bibit yang dikehendaki.
Awal seleksi bibit lele biasanya dimulai pada rentang
waktu 12 hingga 17 hari setelahfase penetasan
telur. Telur-telur yang gagal menetas dan benih yang mati hendaknyadipisahkan
sesegera mungkin dari lingkungan bak tetas agar tidak menjadi sumber
penyakit bagi benih-benih lainnya. Setelah 4 - 6 hari kemudian
atau setelah kantung kuning telur (yolksack) pada
setiap larva lele habis terserap maka benih akan terlihat
lincah bergerak mencari makanan alami yang ada di sekitarnya. Selama 12-17 hari
berikutnya benih lele ini telah dapat diberi makanan alami berupa cacing
sutera (tubifex)dan pakan buatan (pellet) yang
berbentuk serbuk (halus) yang diberikan secara berangsur-angsur hingga benih
lele mencapai ukuran standar 2/2 dan 2/3. Pada
saat inilah pertama kalinya seleksi (grading) bibit lele mulai
dilakukan. Dalam proses seleksi, bibit lele yang berukuran lebih kecil (kerdil
atau 'krucilan') disisihkan dan dipelihara di tempat terpisah,
demikian pula halnya dengan bibit yang berukuran lebih besar ('bongsor' atau'longgoran'),
bibit yang terserang penyakit atau bahkan bibit yang cacat.
Jika dikehendaki, bibit lele hasil seleksi pertama ini
sebenarnya telah dapat dijual namun jika tidak maka bibit lele dapat dipelihara
lagi selama lebih kurang 21 hari untuk kemudian dilakukan
seleksi (grading) kembali. Seleksi bibit lele pada tahap
kedua ini akan menghasilkan dua ukuran standar yakni 3/5 dan 4/6.
Sama halnya dengan proses seleksi pertama, masing-masing ukuran standar 3/5 dan
4/6 ini dipisahkan demikian pula dengan bibit yang berukuran 'krucilan' maupun 'longgoran'.
Pada segmen pembibitan, seleksi bibit (grading) pada ukuran
3/5 atau 4/6 ini merupakan saat panen karena ukuran bibit
inilah yang paling banyak diminati oleh pembudidaya pada segmen
pembesaranatau yang menekuni pemeliharaan lele hingga mencapai ukuran
konsumsi (8-12 ekor/ kilogram).
Namun ada pula beberapa pembudidaya segmen pembibitan yang
memilih memelihara kembali bibit lele berukuran 3/5 atau 4/6 tersebut
hingga mencapai ukuran 5/7 dan 7/9selama lebih
kurang 15 dan 21 hari masa pemeliharaan.
Pada budidaya ikan lele di segmen pembesaran khususnya
media kolam terpal, proses seleksi (grading) ini tidak
perlu lagi dilakukan karena pertumbuhan lele umumnya
telah mencapai tingkat keseragaman yang dapat dikatakan relatif merata.
Dengan menerapkan pola budidaya secara intensif pada media kolam
terpal berukuran standar 4m x 6m dan 4m x 8m dengan
jumlah tebaran bibit
berkualitas ukuran standar 4/6 dan 5/7 sebanyak 3000 dan 4000 ekor
per kolam maka lele ukuran konsumsi akan dapat dipanen setelah 60
hingga 70 hari masa pemeliharaan.
Penulis :
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi