Selasa, 30 April 2019

PENERAPAN PROSEDUR DAN DAN IDENTIFIKASI RESIKO HIGIENE


A. MENERAPKAN PROSEDUR HIGIENE
Tujuan higiene  personil dalam pengolahan makanan adalah untuk memberikan pengertian dasar kepada para pengolah makanan mengapa kebersihan di dalam penanganan dan pengolahan makanan sangat penting. Tenaga kerja yang telah dilatih sanitasi dan higiene dapat meningkatkan konsumen karena konsumen merasa mendapat kenyamanan. Berbagai program dapat dilatihkan kepada tenaga kerja, yaitu menjaga dan merawat kebersihan diri sendiri yang meliputi kebersihan rambut, kuku, kulit, dan pakaian.
Selanjutnya, pengetahuan tentang bagaimana menangani makanan, teknik penyimpanan yang dapat menurunkan kerusakan makanan. Semua tenaga kerja harus ditanamkan tanggung jawab untuk menghindarkan tercemarnya makanan dengan cara menjaga kebersihan diri sendiri dari kebiasaan yang tidak baik, seperti memegang rambut dan hidung di tempat pengolahan, merokok di tempat pengolahan, bersin di tempat pengolahan, hendaklah mengenakan perhiasan seperlunya, mencuci tangan dengan sabun setiap akan memegang makanan.

Gambar 1. Higiene Perusahaan Perikanan (sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id)

Cara-cara menjaga kebersihan personal higiene
  • Mandi secara teratur. 
  • Menyikat gigi. 
  • Berpakaian bersih. 
  • Membiasakan membersihkan lubang hidung. 
  • Membuang kotoran pada tempatnya. 
  • Kulit harus dijaga kebersihannya. 
  • Tangan tidak boleh kotor
  • Jangan meludah sembarangan. 
  • Menyisir rambut.

Yang dilarang dan dianjurkan dalam menjaga kebersihan :
YANG DILARANG
YANG DIANJURKAN
·         Memegang rambut/bersisir
·         Merokok ditempat pengolahan
·         Mengukur suhu dengan tangan
·         Membiarkan peralatan kotor
·         Membalut luka dengan sembarangan
·         Mencicipi masakan dengan jari
·         Menggunakan banyak perhiasan
·         Membuang sampah sembarangan
·         Membiarkan makanan terbuka
·         Batuk tanpa menutup mulut
·         Kuku jari panjang
·         Menggunakan tutup kepala
·         Merokok diluar bangunan atau ruang khusus
·         Mengukur suhu dengan alat
·         Membersihkan peralatan
·         Membalut luka dengan benar
·         Mencicipi makanan dengansendok.
·         Menggunakan perhiasan se-adanya
·         Membuang sampah pada tempatnya
·         Menyimpan makanan dalam ruang tertutup
·         Batuk dengan menutup mulut
·         Kuku jari pendek

Berbagai sistem kebersihan dan sanitasi di tempat kerja harus ditegakkan dengan konsekwen. Di setiap tempat harus selalu diingatkan, baik dalam bentuk poster, kari-katur atau huruf-huruf menyolok akan pentingnya kebersihan dan sanitasi. Semua ini tidak akan ada gunanya bila karyawan tidak mengerti mengapa mereka harus menggunakan atau melakukan hal tersebut. Di antara hal-hal yang penting dalam hal ini antara lain adalah :

1. Kebersihan ruangan.
Karyawan harus menjaga agar lantai tetap bersih dan bila perlu desinfeksi, karena debu dan tanah adalah sumber penularan mikroba beserta sporanya. Dinding ruangan harus terbuat dari bahan yang bisa dilap atau dipel dengan desinfektan. Secara rutin harus dilakukan pembersihan ruangan secara menyeluruh.

2. Pakaian kerja.
Karyawan atau petugas sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang bersih. Tidak ada gunanya memakai pakaian kerja yang kotor. Topi atau penutup kepala, masker, sarung tangan, baju luar dan sepatu merupakan pakaian kerja standar yang harus dipakai bila hendak masuk ruangan kerja dan dibuka bila meninggalkannya. Cara pemakaiannya harus pula tepat, misalnya topi menutup semua rambut, masker menutup hidung dan mulut, cara memakai sarung tangan dengan benar dan lain sebagainya. Penggunaan sarung tangan sama sekali tidak membebaskan karyawan dari keharusan mencuci tangan.

3. Kebersihan peralatan,
Semua karyawan diharapkan sama-sama menjaga kebersihan peralatan yang digunakannya. Biasakan menggunakan peralatan yang telah bersih dan jangan lupa untuk membersihkannya langsung apabila telah selesai digunakan atau jangan menumpuk-numpukkan peralatan yang kotor. Peralatan yang tidak cepat dibersihkan akan menjadi sumber bersarangnya kuman dan dapat menimbulkan penyakit.


B. MENGIDENTIFIKASI RESIKO HIGIENE

1. Keracunan makanan oleh bakteri 
Bakteri berkembang biak dengan membelah diri menjadi dua bagian atau disebut juga mitosis. Pada temperatur 30°C hingga 41°C jumlahnya akan bertambah dua kali lipat setiap 15 menit dan dalam 5 jam menjadi 1 juta. Bakteri akan berhenti berkembang biak pada temperatur diatas74°C dan di bawah 4°C. Pada temperatur dingin bakteri akan beristirahat.
Bakteri patogen berkembang biak pada suhu 37°C sama dengan suhu tubuh manusia. Bakteri ini dapat tertularkan melalui makanan yang tersentuh oleh tangan kotor, lap kotor dan berdebu, meja dan peralatan dapur yang kotor.  Bahan-bahan makanan seperti milk, butter, margarene, yoghurt, chesse  dapat disimpan pada temperatur 4°C. Untuk telur disimpan pada temperatur – 6°C hingga 7°C.  
Buah-buahan dan sayur-sayuran disimpan pada temperatur 10°C. Daging disimpan pada temperature 5°C hingga 8°C. Seafood dapat disimpan padatemperatur 2°C hingga 5°C. Untuk ”danger zone” (zona bahaya) 37°Chingga 69°C di mana bakteri bisa berkembang secara cepat dengan kelipatan dua.

2. Keracunan makanan biologis
Berbagai macam tanaman dan hewan mangandung toksin- toksin alami yang bisa menimbulkan keracunan jika dimakan di antaranya termasuk: 

a. Jamur
Tanaman jamur yang mengandung toksin dari tampak luarnya mirip sekali dengan jenis-jenis yang tidak mengandung toksin dan beracun, jika dimakan mentah ataupun dimasak. Maka penting sekali agar membeli jamur hanya dari sumber yang dapat diandalkan. 

b. Kentang hijau
Ini mengandung solanin yang bisa menimbulkan sakit atau kematian, jika dimakan dalam jumlah besar, kentang yang hijau senantiasa dibuang.

c. Hidangan hasil laut
Beberapa bahan makanan hasil laut mangandung racun atau logam-logam berat termasuk tiram, kerang, dan segolongan ikan. Oleh karena itu, penting sekali bahwa penyediaan bahan makanan hasil laut akan diperoleh dari sumber-sumber yang terpercaya.

3. Keracunan makanan kimiawi 
Makanan bisa tanpa sengaja tercemar oleh racun kimiawi di sepanjang jalur produksi. Bagaimana itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk pencegahannya, meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Sisa penyemprotan bahan kimia atau obat anti hama
Jadikan kebiasaan yang baik untuk mencuci semua sayuran dan buah- buahan sebelum dipakai. Pembasmi kuman terbuat dari bahan kimia, obat semprot serangga, bahan pembersih, racun tikus
Bahan-bahan kimia tersebut harus disimpan terpisah dari makanan, alat, dan perkakas dapur yang dipergunakan untuk membuat makanan. Dan harus merupakan bahan-bahan yang diperbolehkan untuk dipakai sekitar lingkungan makanan dan harusdipergunakan semata – mata sesuai spesifikasi pabriknya.

b. Tempat penyimpanan makanan
Keracunan seng bisa timbul apabila makanan yang berkadar asam dibiarkan terlalu lama di dalam kaleng berlapis seng. Selain itu, juga jangan menyimpan makanan di dalam tempat-tempat yang terbuat dari tembaga.

c. Bahan tambahan dalam makanan
Segolongan orang, terutama penderita asma sangat peka terhadap tambahan-tambahan yang dipakai dalam pengolahan dan/atau pembuatan makanan. Diantara tambahan itu yang memicu reaksi alergi terhadap MSG (monosodium glutamate),tartrazin (pewarna kuning untuk makanan), serta produk-produk belerang yang dipakai untuk memperlambat oksidasi, misalnya pemutih kentang atau sayuran dan juga yang dipakai dalam pengawetan buah-buahan yang dikeringkan.

d. Zat makanan
Semua organisme mikro membutuhkan zat makanan untuk bisa tahan hidup. Beberapa jenis makanan khususnya merupakan sumber baik dari zat makanannya. Undang – undang kesehatan mencantumkan makanan seperti itu pada daftar “ bahan makanan yang bisa membahayakan “ karena bakteri peracun makanan cepat tumbuh dan berkembang biak di dalamnya. Bahan makanan tersebut pada umumnya mengandung protein yang cukup tinggi, mengandung pati masak, lembap, dan rendah kadar asamnya.


4. Penyebab keracunan makanan 
  • Penyebab terjadinya keracunan makanan, antara lain:
  • unsur kimia di dalam bahan makanan,
  • toksin yang secara alamiyah terdapat dalam tanaman dan hewan, serta
  • bakteri.


5. Contoh makanan yang membahayakan :
  • Daging mentah.
  • Daging dimasak, ikan, dan unggas.
  • Daging olahan (misalnya: daging korned, pasta), kecuali bacon, salami, ikanasin, dan pastel daging jika masih segar, diolah dengan baik dan kemasannya masihutuh.
  • Daging kaleng (setelah dibuka).
  • Kerang-kerangan, terutama tiram.
  • Kuah untuk daging dan saus.
  • Susu dan produk susu.
  • Saus dan kue puding.
  • Krim dan produk krim (misalnya: makanan kecil yang berisi krim). 
  • Telur dan produk telur (misalnya: telur rebus dalam salad).
  • Saus salad (kadar asam rendah-misalnya mayonnaise).
  • Kentang dengan krim.
  • Nasi (dimasak atau setengah masak)
  • Buncis (dimasak atau setengah masak).
  • Bahan untuk pengisian dalam daging dan unggas. Bahan-bahan makanan tersebut harus senantiasa disimpan dalam lemari es dandikerjakan secepatnya dan secukupnya.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyuwangi