Rabu, 12 September 2018

MEMAHAMI PEMASARAN MELALUI PENDEKATAN MANAJERIAL


Ketika ditanyakan kepada sejumlah orang tentang pengertian pemasaran, ternyata diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menjawab bahwa pemasaran adalah perpaduan antara penjualan, perikalanan dan hubungan masyarakat. Sebagian lagi menjawab pemasaran adalah salah satu dari ketiganya. Ada pula yang mengira bahwa pemasaran adalah sama dengan penjualan dan promosi. Hanya sebagian kecil yang memberikan arti lebih luas, yang menjelaskan bahwa pemasaran mencakup kegiatan mengidentifikasi kebutuhan konsumen, riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga, pendistribusian dan promosi.
Di samping itu banyak orang mengira bahwa pemasaran dilaksanakan dan dipraktekkan hanya oleh perusahaan-perusahaan besar di negara kapitalis, seperti Kodak, IBM, Coca Cola dan sebagainya.
Padahal dalam kenyataannya sekarang, pemasaran diterapkan secara luas dalam masyarakat, bukan saja di sektor organisasi bisnis, tetapi juga di sektor-sektor organisasi non bisnis.
Di kalangan para ahli, banyak pula di kemukakan definisi tentang pemasaran, yang satu sama lain kelihatan agak berbeda. Adanya perbedaan ini disebabkan mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda, ada yang menekankan segi fungsi, segi kelembagaan, ada pula yang meninjau sebagai suatu sistem, dan sebagainya. Berikut ini akan ditelaah pegertian pemasaran, baik ditinjau dari ruang lingkup kemasyarakatan maupun organisasi usaha (bisnis).

Gambar. Pemasaran


Pengertian pemasaran tidak terbatas hanya dalam dunia bisnis saja. Pemasaran ternyata dapat mempunyai banyak makna yang lebih luas, yang mencakup makna kemasyarakatan. Untuk memahami itu, dapat kiranya kita simak definisi pemasaran yang diberikan oleh Philip Kotler sebagai berikut :
“Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) melalui proses pertukaran”
Berdasarkan pada definisi di atas dapat disimpulkan bahwa titik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi oleh adanya produk atau sumber-sumber (resources) atau alat pemuas (satisfier). Produk tersebut dapat berupa benda, jasa, kegiatan (activity) orang (person), tempat, organisasi, atau gagasan (idea). Seseorang yang ingin melenyapkan kesedihannya dapat dipenuhi dengan merokok (benda), menonton film (jasa), melakukan jogging (kegiatan), mengunjungi ahli terapi (orang), pergi ke Bali (tempat), ikut arisan (organisasi), atau menekuni/ mengikuti/ menganut falsafah hidup tertentu (idea).
Adanya kebutuhan dann keinginan beserta alat pemuasnya saja belum cukup menciptakan pemasaran. Pemasaran ada apabila orang memutuskan untuk memuaskan kebutuhannya dengan cara yang disebut pertukaran (an exchange). Pertukaran ini akan benar-benar terlaksana atau tidak, tergantung pada pemenuhan dari syarat-syarat sebagai berikut :
a)  Terdapat dua belah pihak
b) Masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain.
c) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyejahterimakan sesuatu yang bernilai tersebut.
d) Masing-masing pihak berhak untuk menerima atau menolak terhadap sesuatu yang bernilai tersebut.
        
Pertukaran merupakan salah satu diantara empat cara seseorang untuk dapat memperoleh produk yang mampu memuaskan kebutuhan manusia. Ketiga cara lainnya ialah :
(1) memproduksi sendiri;
(2) melakukan paksaan, misalnya merampas;
(3) memohon/ meminta, misalnya mengemis.
Jadi jelas bahwa pertukaran merupakan inti pokok dari pada pemasaran.
        
Pemasaran akan menyangkut beberapa hal ;
(1) pemasaran;
(2) apa yang dipasarkan;
(3) pembeli (pasar sasaran).

Apabila ditinjau dari luang lingkup kemasyarakatan, maka ketiga hal tersebut di atas hendaknya juga diberikan arti yang luas.
Pemasar, disamping badan usaha bisnis, dapat pula berupa organisasi universitas, serikat buruh, dan organisasi non profit lainnya.
Apa yang dipasarkan, disamping berupa barang dan jasa, dapat pula misalnya para pemberi dana untuk PMI, anggota serikat buruh, dan sebagainya.
Pembeli (pasar sasaran), dapat berupa pembeli yang ada atau pembeli potensial yang diharapkan akan membeli diwaktu yang akan datang.

Dengan demikian maka konsep pemasaran, dengan inti pokok “pertukaran”, tidak hanya dapat diterapkan dalam organisasi bisnis saja, tetapi mencakup ruang lingkup yang cukup luas dalam masyarakat. Atas dasar konsep tersebut di atas, kita dapat melihat beberapa contoh dalam praktek kehidupan sehari-hari :
w     Penjual akan memasarkan barang dan jasa kepada pembeli untuk mendapatkan uang.
w   Lembaga pendidikan memasarkan program pendidikan untuk mendapatkan sumber   dana.
w     Partai politik memasarkan ide kepada publik untuk mendapatkan dukungan.
w  Buruh memasarkan jasa tenaga kerja kepada para pemberi pekerjaan untuk     mendapatkan upah dan sebagainya.
        
Dengan danya pertukaran yang merupakan inti pokok pemasaran, maka berbagai macam kelompok sosial seperti individu, organisasi atau kelompok masyarakat lain akan terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Bagi orang yang mengetahui hanya serba sedikit tentang pemasaran dalam lingkup organisasi usaha (bisnis), pemasaran sering diartikan hanya sebagai kegiatan penjualan, atau perdagangan, atau distribusi, atau hanya periklanan saja. Sedangkan masing-masing kegiatan tersebut sebenarnya hanya merupakan salah satu saja dari kegiatan-kegiatan pemasaran. Sebenarnya pemasaran dimulai sejak sebelum barang diproduksi, bukan dimulai pada saat produksi selesai, juga tidak berakhir dengan kegiatan penjualan. Dengan demikian, pemasaran mempunyai pengertian yang jauh lebih luas.

Pemasaran Mikro dan Makro 
Berdasarkan jangkauan kegiatannya, maka pemasaran dapat disoroti dalam dua tingkatan yaitu pemasaran mikro dan pemasaran makro. Pemasaran mikro menekankan kepada kegiatan dari suatu perusahaan individual dan pemasaran makro menekankan pada kemakmuran ekonomi dari seluruh masyarakat.
Rumusan tentang pemasaran mikro :
“Pemasaran mikro (micro marketing) merupakan penyelenggaraan kegiatan yang berusaha mencapai tujuan organisasi dengan cara memperkirakan kebutuhan konsumen dan mengarahkan suatu arus barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut dari produsen ke konsumen.

Rumusan ini berlaku bagi organisasi laba maupun non laba. Pelanggan dapat berupa konsumen individual, perusahaan bisnis, organisasi non laba, badan pemerintah atau bahkan negara asing. Pemasaran mikro ini tidak hanya meliputi penjualan perorangan dan membuat iklan saja, tetapi agar pemasaran dapat menyebabkan seorang pelanggan siap untuk membeli. Jadi yang dibutuhkan adalah agar barang atau jasa yang bersangkutan selalu tersedia. Dengan demikian seorang manajer pemasaran harus mampu membuat perencanaan-perencanaan yang konkrit tentang penjualan barang atau jasanya, harus mampu memperkirakan kebutuhan langganan dan mengarahkan arus barang dan jasa tersebut kepada langganannya untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan pemasaran mikro, maka kegiatan pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan dari calon konsumen dan bukan dimulai dari proses produksi. Pemasaranlah yang harus memperkirakan kebutuhan-kebutuhan, menentukan barang apa yang harus dibuat, desain produk, pembungkusan, harga jual, penyimpanan, pengangkutan, sistem pembayaran, promosi yang akan dilakukan, servis sebelum dan sesudah penjualan, juga termasuk kebijaksanaan pengembangan produk. Hal ini tidak berarti bahwa bidang pemasaran akan menggeser bidang produksi, keuangan (akuntansi) dan lain-lain, tetapi dengan pemasaran dapat memperkirakan kebutuhan-kebutuhan konsumen, dapat membantu memberikan pengarahan-pengarahan bagi kegiatan lain dan juga dapat mengkoordinasikannya diantara bidang-bidang. Karena pada akhirnya tujuan dari pada suatu perusahaan/ organisasi laba dan non laba adalah untuk memenuhi kebutuhan langganan dan bukan hanya menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang mudah dihasilkan.
Rumusan tentang pemasaran makro : 
Pemasaran makro (macro marketing) merupakan proses sosial yang mengarahkan arus barang dan jasa-jasa dari suatu perekonomian dari produsen ke konsumen dengan cara yang efektif menyesuaikan penawaran dan permintaan dan mencapai tujuan masyarakat.
Semua masyarakat harus memenuhi kebutuhan para anggotanya, oleh karena itu setiap masyarakat membutuhkan suatu sistem ekonomi (economic system) tertentu, yaitu cara bagaimana perekonomian di atur (dengan atau tanpa memakai uang), untuk memakai sumber-sumber daya produksi yang langka (yang dapat mempunyai bermacam-macam kegunaan). Untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan mendistribusikannya untuk tujuan konsumsi untuk waktu sekarang dan yang akan datang diantara berbagai kelompok dan orang dalam masyarakat.
Cara kerja suatu sistem ekonomi tergantung kepada tujuan-tujuan suatu masyarakat dan sistem politiknya, dimana sistem ekonomi harus menentukan apa dan berapa harus diproduksi oleh siapa dan bilamana, juga harus disalurkan kepada siapa. Dalam suatu perekonomian yang sudah maju, masyarakat membutuhkan ribuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya yang demikian banyak. Untuk itu masyarakat membutuhkan semacam sistem pemasaran tertentu untuk mengatur semua kebutuhan masyarakat. Suatu sistem pemasaran makro yang efektif diperlukan untuk pembangunan ekonomi. Jadi apabila suatu negara telah menjalankan pemasaran makro secara efektif, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut telah mengalami pengembangan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial yang sangat penting.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyuwangi