Ketika ditanyakan kepada sejumlah orang tentang
pengertian pemasaran, ternyata diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Ada yang
menjawab bahwa pemasaran adalah perpaduan antara penjualan, perikalanan dan
hubungan masyarakat. Sebagian lagi menjawab pemasaran adalah salah satu dari
ketiganya. Ada pula yang mengira bahwa pemasaran adalah sama dengan penjualan
dan promosi. Hanya sebagian kecil yang memberikan arti lebih luas, yang
menjelaskan bahwa pemasaran mencakup kegiatan mengidentifikasi kebutuhan
konsumen, riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga,
pendistribusian dan promosi.
Di samping itu banyak orang mengira bahwa pemasaran
dilaksanakan dan dipraktekkan hanya oleh perusahaan-perusahaan besar di negara
kapitalis, seperti Kodak, IBM, Coca Cola dan sebagainya.
Padahal dalam kenyataannya sekarang, pemasaran
diterapkan secara luas dalam masyarakat, bukan saja di sektor organisasi
bisnis, tetapi juga di sektor-sektor organisasi non bisnis.
Di kalangan para ahli, banyak pula di kemukakan
definisi tentang pemasaran, yang satu sama lain kelihatan agak berbeda. Adanya
perbedaan ini disebabkan mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda,
ada yang menekankan segi fungsi, segi kelembagaan, ada pula yang meninjau
sebagai suatu sistem, dan sebagainya. Berikut ini akan ditelaah pegertian
pemasaran, baik ditinjau dari ruang lingkup kemasyarakatan maupun organisasi
usaha (bisnis).
Gambar. Pemasaran |
Pengertian pemasaran tidak terbatas hanya dalam dunia
bisnis saja. Pemasaran ternyata dapat mempunyai banyak makna yang lebih luas,
yang mencakup makna kemasyarakatan. Untuk memahami itu, dapat kiranya kita
simak definisi pemasaran yang diberikan oleh Philip Kotler sebagai berikut :
“Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada
usaha untuk memuaskan keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) melalui proses
pertukaran”
Berdasarkan pada definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa titik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan
keinginan manusia. Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi oleh adanya
produk atau sumber-sumber (resources)
atau alat pemuas (satisfier). Produk
tersebut dapat berupa benda, jasa, kegiatan (activity) orang (person),
tempat, organisasi, atau gagasan (idea).
Seseorang yang ingin melenyapkan kesedihannya dapat dipenuhi dengan merokok
(benda), menonton film (jasa), melakukan jogging (kegiatan), mengunjungi ahli
terapi (orang), pergi ke Bali (tempat), ikut arisan (organisasi), atau
menekuni/ mengikuti/ menganut falsafah hidup tertentu (idea).
Adanya kebutuhan dann keinginan
beserta alat pemuasnya saja belum cukup menciptakan pemasaran. Pemasaran ada
apabila orang memutuskan untuk memuaskan kebutuhannya dengan cara yang disebut
pertukaran (an exchange). Pertukaran
ini akan benar-benar terlaksana atau tidak, tergantung pada pemenuhan dari
syarat-syarat sebagai berikut :
a) Terdapat dua belah pihak
b) Masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain.
c) Masing-masing
pihak mampu berkomunikasi dan menyejahterimakan sesuatu yang bernilai tersebut.
d) Masing-masing pihak berhak untuk menerima atau menolak terhadap sesuatu
yang bernilai tersebut.
Pertukaran merupakan salah satu
diantara empat cara seseorang untuk dapat memperoleh produk yang mampu
memuaskan kebutuhan manusia. Ketiga cara lainnya ialah :
(1) memproduksi sendiri;
(2) melakukan paksaan, misalnya
merampas;
(3) memohon/ meminta, misalnya
mengemis.
Jadi jelas bahwa pertukaran
merupakan inti pokok dari pada pemasaran.
Pemasaran akan menyangkut
beberapa hal ;
(1) pemasaran;
(2) apa yang dipasarkan;
(3) pembeli (pasar sasaran).
Apabila ditinjau dari luang lingkup
kemasyarakatan, maka ketiga hal tersebut di atas hendaknya juga diberikan arti
yang luas.
Pemasar, disamping badan usaha bisnis,
dapat pula berupa organisasi universitas, serikat buruh, dan organisasi non
profit lainnya.
Apa yang dipasarkan, disamping berupa barang dan
jasa, dapat pula misalnya para pemberi dana untuk PMI, anggota serikat buruh,
dan sebagainya.
Pembeli (pasar sasaran), dapat berupa pembeli yang ada
atau pembeli potensial yang diharapkan akan membeli diwaktu yang akan datang.
Dengan demikian maka konsep
pemasaran, dengan inti pokok “pertukaran”, tidak hanya dapat diterapkan dalam
organisasi bisnis saja, tetapi mencakup ruang lingkup yang cukup luas dalam
masyarakat. Atas dasar konsep tersebut di atas, kita dapat melihat beberapa
contoh dalam praktek kehidupan sehari-hari :
w Penjual akan memasarkan barang
dan jasa kepada pembeli untuk mendapatkan uang.
w Lembaga pendidikan memasarkan
program pendidikan untuk mendapatkan sumber dana.
w Partai politik memasarkan ide
kepada publik untuk mendapatkan dukungan.
w Buruh memasarkan jasa tenaga kerja kepada
para pemberi pekerjaan untuk mendapatkan upah dan sebagainya.
Dengan danya pertukaran yang
merupakan inti pokok pemasaran, maka berbagai macam kelompok sosial seperti
individu, organisasi atau kelompok masyarakat lain akan terpenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Bagi orang yang mengetahui hanya serba sedikit tentang pemasaran dalam
lingkup organisasi usaha (bisnis), pemasaran sering diartikan hanya sebagai
kegiatan penjualan, atau perdagangan, atau distribusi, atau hanya periklanan
saja. Sedangkan masing-masing kegiatan tersebut sebenarnya hanya merupakan
salah satu saja dari kegiatan-kegiatan pemasaran. Sebenarnya pemasaran dimulai
sejak sebelum barang diproduksi, bukan dimulai pada saat produksi selesai, juga
tidak berakhir dengan kegiatan penjualan. Dengan demikian, pemasaran mempunyai
pengertian yang jauh lebih luas.
Pemasaran Mikro dan Makro
Berdasarkan jangkauan
kegiatannya, maka pemasaran dapat disoroti dalam dua tingkatan yaitu pemasaran
mikro dan pemasaran makro. Pemasaran mikro menekankan kepada kegiatan dari
suatu perusahaan individual dan pemasaran makro menekankan pada kemakmuran
ekonomi dari seluruh masyarakat.
Rumusan tentang pemasaran mikro :
“Pemasaran mikro (micro
marketing) merupakan penyelenggaraan kegiatan yang berusaha mencapai tujuan
organisasi dengan cara memperkirakan kebutuhan konsumen dan mengarahkan suatu
arus barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut dari produsen ke
konsumen.”
Rumusan ini berlaku bagi
organisasi laba maupun non laba. Pelanggan dapat berupa konsumen individual,
perusahaan bisnis, organisasi non laba, badan pemerintah atau bahkan negara
asing. Pemasaran mikro ini tidak hanya meliputi penjualan perorangan dan
membuat iklan saja, tetapi agar pemasaran dapat menyebabkan seorang pelanggan
siap untuk membeli. Jadi yang dibutuhkan adalah agar barang atau jasa yang
bersangkutan selalu tersedia. Dengan demikian seorang manajer pemasaran harus
mampu membuat perencanaan-perencanaan yang konkrit tentang penjualan barang
atau jasanya, harus mampu memperkirakan kebutuhan langganan dan mengarahkan
arus barang dan jasa tersebut kepada langganannya untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan pemasaran mikro, maka
kegiatan pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan dari calon konsumen dan bukan
dimulai dari proses produksi. Pemasaranlah yang harus memperkirakan
kebutuhan-kebutuhan, menentukan barang apa yang harus dibuat, desain produk,
pembungkusan, harga jual, penyimpanan, pengangkutan, sistem pembayaran, promosi
yang akan dilakukan, servis sebelum dan sesudah penjualan, juga termasuk
kebijaksanaan pengembangan produk. Hal ini tidak berarti bahwa bidang pemasaran
akan menggeser bidang produksi, keuangan (akuntansi) dan lain-lain, tetapi
dengan pemasaran dapat memperkirakan kebutuhan-kebutuhan konsumen, dapat
membantu memberikan pengarahan-pengarahan bagi kegiatan lain dan juga dapat
mengkoordinasikannya diantara bidang-bidang. Karena pada akhirnya tujuan dari
pada suatu perusahaan/ organisasi laba dan non laba adalah untuk memenuhi
kebutuhan langganan dan bukan hanya menyediakan barang-barang dan jasa-jasa
yang mudah dihasilkan.
Rumusan tentang pemasaran makro
:
Pemasaran makro (macro marketing)
merupakan proses sosial yang mengarahkan arus barang dan jasa-jasa dari suatu
perekonomian dari produsen ke konsumen dengan cara yang efektif menyesuaikan
penawaran dan permintaan dan mencapai tujuan masyarakat.
Semua masyarakat harus memenuhi
kebutuhan para anggotanya, oleh karena itu setiap masyarakat membutuhkan suatu
sistem ekonomi (economic system) tertentu, yaitu cara bagaimana perekonomian di
atur (dengan atau tanpa memakai uang), untuk memakai sumber-sumber daya
produksi yang langka (yang dapat mempunyai bermacam-macam kegunaan). Untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan mendistribusikannya untuk tujuan
konsumsi untuk waktu sekarang dan yang akan datang diantara berbagai kelompok
dan orang dalam masyarakat.
Cara kerja suatu sistem ekonomi tergantung kepada tujuan-tujuan suatu
masyarakat dan sistem politiknya, dimana sistem ekonomi harus menentukan apa
dan berapa harus diproduksi oleh siapa dan bilamana, juga harus disalurkan
kepada siapa. Dalam suatu perekonomian yang sudah maju, masyarakat membutuhkan
ribuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya yang demikian banyak. Untuk
itu masyarakat membutuhkan semacam sistem pemasaran tertentu untuk mengatur
semua kebutuhan masyarakat. Suatu sistem pemasaran makro yang efektif
diperlukan untuk pembangunan ekonomi. Jadi apabila suatu negara telah
menjalankan pemasaran makro secara efektif, maka dapat dikatakan bahwa negara
tersebut telah mengalami pengembangan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa pemasaran merupakan proses sosial yang sangat penting.
Firman
Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyuwangi