Rabu, 20 Maret 2019

PERANAN PEMASARAN MASA KINI


Pemasaran tumbuh dan berkembang sebagaimana masyarakat tumbuh dan berkembang, yang dimulai dari sebuah tahap perekonomian yang mendasarkan pada pertanian dan pemenuhan kebutuhan sendiri menjadi tahap perekonomian yang mendasarkan pembagian tugas/ spesialisasi pekerjaan kemudian industrialisasi dan urbanisasi.

Gambar. Marketing

Secara terperinci tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap pertama yaitu ketika satuan keluarga masih membuat sendiri segala kebutuhan hidupnya, seperti menanam sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangannya, membuat pakaian dan perabot-perabot lain sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya (produksi sendiri untuk dikonsumsi), maka pada tahap ini dalam masyarakat tersebut belum ada pemasaran sebab tidak terjadi pertukaran.      

Tahap kedua adalah tahap beberapa satuan keluarga berusaha bersama-sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, misal ternak dan tanah ladang dikelola bersama untuk memenuhi hidup mereka. Dalam tahap ini yang disebut sebagai tahap pemilikan bersama, juga tidak terjadi pertukaran sehingga belum ada pemasaran.

Tahap ketiga adalah tahap barter sederhana, yang dimulai dengan timbulnya pembagian tugas/ spesialisasi pekerjaan. Dalam masing-masing kelompok keluarga/ masyarakat tertentu akan menghasilkan barang yang berlainan, dengan demikian disatu kelompok keluarga/ masyarakat tertentu akan merasa kelebihan/ surplus barang tertentu dan sebaliknya di kelompok keluarga/ masyarakat lain merasa kekurangan jenis barang yang lain. Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka saling mengadakan pertukaran. Pada saat inilah dimulai walau secara sederhana.

Tahap keempat adalah tahap pasar lokal, yang terjadi setelah adanya spesialisasi dan barter dari berbagai barang pada tempat tertentu. Mula-mula pasar ini muncul hanya pada hari-hari tertentu, namun dalam perkembangannya menjadi suatu pasar yang permanen yang berfungsi sebagai lembaga khusus dalam mempermudah pertukaran.

Tahap kelima merupakan tahap ekonomi uang. Tahap ini muncul karena dirasakan sering timbul masalah dalam menghadapi suatu barang-barang ekonomis yang apabila dipertukarkan akan mempunyai nilai yang relatif sangat berbeda dan tidak dapat dibagi-bagi. Untuk mengatasi masalah ini akhirnya berkembang suatu alat pertukaran yang bentuknya bermacam-macam, mulai dari kerang, mutiara, kulit, dan berbagai macam bentuk logam (tembaga, perunggu, besi dan akhirnya perak dan emas). Dengan digunakannya alat penukar sebagai nilai ini maka proses pertukaran barang menjadi lebih efisien.

Tahap keenam, yaitu tahap kapitalisme muda merupakan tahap kelanjutan dari tahap ekonomi uang. Dengan adanya alat penukar atau uang mengakibatkan beberapa orang berhasil dalam mengumpulkan kekayaan. Para pemilik kekayaan ini (para kapitalisme muda) mulai mengorganisir para pekerja ke dalam satuan-satuan produktif, baik di bidang pertanian atau kerajinan. Hasil produk ini dijual kepada para konsumen dengan tanpa merk maupun periklanan. Hal ini terjadi karena jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran. Sehingga dalam tahap ini pemasaran dipandang sebagai pemindahan barang dari produsen ke konsumen.

Tahap ketujuh adalah tahap produksi masa. Dalam tahap ini produsen kecil mulai membuat barang dalam jumlah besar. Mereka berproduksi untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang, maka mulailah muncul kegiatan usaha untuk membantu menjualkan kelebihan hasil produksi tersebut, yaitu sebagai perantara antara produsen dengan konsumen yang sering disebut pedagang.

Disamping mulai digunakannya perantara, pada tahap ini juga mulai menjalankan praktek pemasaran modern, seperti pemberian merk, pembungkusan, pengiklanan, dan sebagainya untuk menjaring dan membangun preferensi konsumen. Hal ini dilakukan oleh para produsen karena semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan besar sebagai akibat timbulnya teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin maju serta pesatnya pertumbuhan penduduk.

Tahap kedelapan adalah tahap masyarakat makmur. Dalam tahap ini sudah banyak masyarakat yang memiliki uang diatas kebutuhan pokoknya. Sehingga mereka ini merupakan pasar potensial bagi barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis dan sosial. Oleh karenanya disini para produsen lebih banyak memberikan perhatian pada perbedaan keinginan segmen-segmen pasar dengan melalui riset pemasaran.

Jadi di dalam tahap masyarakat makmur, kegiatan pemasaran semakin menekankan pada penafsiran keinginan konsumen & menciptakan barang serta jasa yang dapat memuaskan keinginan tersebut.


Hal-hal Yang Menyebabkan Timbulnya Pemasaran
Banyak perusahaan yang tidak memahami mengapa semakin lama prospek pemasarannya menjadi semakin turun. Pada awal pertumbuhannya banyak perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang besar, tapi kemudian menjadi semakin kecil bahkan ada yang mengalami kerugian. Sehingga banyak perusahaan yang menyadari bahwa mereka belum menggunakan konsep pemasaran dengan baik, Setelah mencoba menggunakan pemasaran dengan baik, mereka merasa lebih berhasil. Yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan mulai berminat dengan pemasaran. Adapun yang menyebabkan minat kepada pemasaran, karena salah satu hal di bawah ini :

a)    Merosotnya penjualan
Penurunan volume penjualan ini merupakan hal yang paling umum. Pada suatu usaha yang telah berhasil dan berjalan dengan tenang dan aman, lama kelamaan akan mengalami suatu persoalan yang besar, yaitu dengan terjadinya penurunan volume penjualan produknya.
Contoh :
Para penerbit surat kabar mengalami penurunan omzet penjualannya, karena semakin banyak orang yang beralih ke TV.
Beberap penerbit mulai menyadari bahwa pengetahuan mereka tentang alasan mengapa orang membaca surat kabar dan apa sebenarnya yang diinginkan dari surat kabar hanyalah sedikit. Maka para penerbit kemudian melakukan penelitian pasar dan berdasarkan hasilnya, ternyata harus dicoba untuk mendisain kembali surat kabarnya agar sesuai dengan perkembangan zaman, dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menarik minat pembacanya.


b)    Pertumbuhan yang lamban
Perusahaan sering mencapai batas pertumbuhan mereka dalam industri yang mereka garap, sesuai dengan siklus kehidupan barang yang dihasilkan. Sehingga bagi perusahaan-perusahaan yang menginginkan tetap kelangsungan hidupnya, perlu mencari pasar-pasar baru untuk barang industrinya.
Dengan demikian bagi perusahaan-perusahaan yang menginginkan dapat mengenali, menilai dan memilih peluang-peluang baru, sadar bahwa mereka sebenarnya membutuhkan kecakapan dalam bidang pemasaran.

c)    Pola pembelian yang berubah
Setiap konsumen mempunyai keinginan yang berbeda-beda dengan konsumen lain. Keinginan yang berbeda tersebut menyebabkan tingkah laku dan pola pembelian yang selalu berubah.
Dengan demikian banyak perusahaan yang menghadapi pasar yang makin lama makin tidak menentu. Perusahaan-perusahaan yang menghadapi keadaan yang demikian, harus berorientasi pada pemasaran yaitu dengan melakukan penelitian pasar guna mengetahui keinginan-keinginan konsumen. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan atau menentukan produksi yang dapat memuaskan konsumen.

d)    Persaingan yang semakin meningkat
Suatu perusahaan yang telah berjalan dengan tenang dan mapan, dengan mendadak dapat terancam ketenangannya tersebut dengan munculnya ahli pemasaran oleh perusahaan lain. Maka mau tidak mau perusahaan harus mempelajari pemasaran untuk menghadapi tantangan yang dihadapi tersebut.

e)    Pengeluaran yang terus meningkat
Pengeluaran sebuah perusahaan untuk iklan, promosi penjualan, penelitian dan sebagainya, dapat meningkat tanpa irama dan alasan, sehingga melebihi anggaran yang ada. Maka pihak manajemen harus memperbaiki kebijaksanaannya dalam organisasi dan mengontrol fungsi-fungsi pemasarannya, sehingga pengeluaran tersebut dapat terkendali.

Produktifitas pemasaran/ manfaat pemasaran
Dalam perusahaan yang mengerjakan proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi merupakan kegiatan bidang produksi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan produktif dalam suatu perusahaan, disebabkan karena kegiatannya adalah mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain sehingga dapat lebih berguna. Misalnya, kegiatan produksi perusahaan mebel, telah mengubah kayu menjadi meja, kursi dan lain-lain yang lebih berguna bagi masyarakat.
Kegiatan produksi dalam pemasaran, bukan semata-mata merubah bentuk suatu barang menjadi barang lain, tetapi lebih luas lagi yaitu bilamana dapat menciptakan barang-barang tersebut lebih berguna bagi masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran adalah produktif bila dapat menambah kegunaan dari barang tersebut.

a)    Form Utillity (Kegunaan karena bentuk)
Yaitu kegiatan meningkatkan kegunaan barang dengan jalan merubah bentuk tersebut menjadi barang lain yang secara umum lebih bermanfaat.
Misal :
Perusahaan es batu, dengan mengubah air menjadi es/dimana air telah berguna, maka dengan mengubah menjadi es, akan lebih berguna lagi. Perusahaan pengalengan ikan, yakni dengan merubah ikan segar menjadi ikan segar dalam kaleng. Dimana ikan segar telah berguna dan apabila diubah dalam kaleng akan lebih bermanfaat lagi karena tahan lama.

b)    Place Utility (Kegunaan karena tempat)
Yaitu kegiatan merubah nilai suatu barang menjadi lebih berguna karena telah terjadi proses pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Misal :
Memindahkan pasir dari sungai ke tempat pembangunan.
Pasir akan lebih berguna apabila telah dipindahkan tempatnya yakni dari sungai ke tempat-tempat pembangunan. Dengan demikian kegiatan pemasaran termasuk kegiatan produktif dengan jalan memindahkan tempat dari barang tersebut.

c)    Time Utility (Kegunaan karena waktu)
Yaitu kegiatan yang menambah kegunaan suatu barang karena ada proses waktu atau perbedaan waktu.
Misal :
Jas hujan/ payung harganya akan lebih mahal pada musim hujan dibandingkan apabila dijual pada musim panas.
Dengan demikian kegiatan pemasaran dengan menyimpan barang merupakan kegiatan produktif.

d)    Possesion Utility (Kegunaan karena milik)
Yaitu kegiatan yang menyebabkan bertambah bergunanya suatu barang karena telah terjadi proses pemindahan dari pihak satu ke pihak yang lain.
Misal :
Berpindahnya hak milik dari pedagang ke konsumen. Barang-barang tersebut karena merupakan barang dagangan, maka akan lebih berguna bila telah menjadi milik pembeli. Dengan demikian kegiatan pemasaran dikatakan produktif karena menimbulkan pemindahan hak milik dari satu pihak ke pihak lain.


Peranan Pemasaran
Dewasa ini pemasaran telah menarik perhatian yang semakin besar baik di kalangan perusahaan, lembaga-lembaga, maupun bangsa-bangsa di dunia. Pemasaran telah bergeser dari sekedar ditribusi dan penjualan menjadi filsafat yang bulat untuk mengaitkan organisasi tersebut dengan pasar atau langganan-langganannya.
Perusahaan-perusahaan besar maupun kecil mulai membedakan, antara penjualan dengan pemasaran dan mulai menyusun organisasi atau bagian-bagian atau departemen-departemen, untuk mengelola pemasaran itu. Sedangkan organisasi-organisasi sosial seperti musium, universitas, organisasi keagamaan dan pemerintah memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk membina hubungan mereka dengan publik, langganan, atau pasar sasarannya.
Sekarang hampir setiap bangsa mengakui tentang pentingnya pemasaran. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa ternyata sangat tergantung pada kemampuan bangsa itu untuk mengembangkan sistem distribusi yang efektif, untuk menangani bahan mentah/material hasil industri atau pertaniannya.
Negara-negara sedang berkembang, misalnya mengkaji pemasaran untuk mengetahui bagaimana sistem distribusi dalam negeri mereka dapat diperbaiki dan bagaimana mereka dapat bersaing dengan lebih efektif dipasaran dunia.
Negara-negara yang sebagian terbesar industrinya milik negara (Swedia, Italia) memandang penerapan pemasaran sebagai jalan keluar untuk meningkatkan kemakmuran ekonominya. Negara-negara sosialis mempelajari bagaimana mereka dapat mempergunakan penelitian pemasaran, periklanan dan penetapan harga untuk meningkatkan efektifitas dalam merencanakan dan mendistribusikan barang-barang hasil produksi mereka. Sedangkan di Amerika Serikat, pemasaran secara efektif dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kehidupan material negara tersebut.
Untuk memahami pemasaran, kita perlu terlebih dahulu memahami organisasi-organisasi usaha. Masyarakat kita terhimpun dari organisasi-organisasi yang siap melayani setiap kebutuhan kita, seperti misalnya rumah makan, centre, perusahaan-perusahaan hiburan, perusahaan transportasi dan sebagainya. Dewasa ini organisasi-organisasi muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ia dapat berupa milik umum, milik pribadi, beberapa orang atau patungan. Organisasi tersebut mungkin organisasi yang mencari keuntungan, organisasi non profit, atau organisasi dengan tujuan lain.
Sebuah organisasi usaha akan dapat terus berlangsung hidup jika ia mampu mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Cara untuk memperoleh sumber-sumber tersebut, dapat dilakukan dengan melalui pertukaran/ pemasaran. Dalam hal demikian maka organisasi/ usaha tersebut akan berhadapan dengan seperangkat pembeli bersama dengan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian maka perusahaan harus mengembangkan/ menciptakan seperangkat hasil produksi atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian mengkombinasikan manfaat dari hasil-hasil produksi tersebut, membuatnya tersedia dan terjangkau oleh pembeli, memberi harga yang pantas dan membujuk para pembeli untuk menukar sumber-sumber mereka dengan hasil produksi atau jasa tersebut. Semua kegiatan tersebut termasuk dalam cakupan pemasaran.
Jadi pemasaran menuntut lebih dari sekedar kemampuan memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Perusahaan harus mengetahui bagaimana menyajikan tawaran yang lebih baik dari yang ditawarkan pesaingnya. Kebutuhan, minat dan pilihan pembeli selalu berubah-ubah. Perusahaan harus selalu memonitor perubahan tersebut, meninjaunya, dan kemudian memperbaiki tawarannya ke pasar.
Zenith, salah satu perusahaan televisi AS yang paling sukses, market sharenya mengecil karena menghadapi persaingan televisi buatan Jepang yang semakin meningkat. Banyak perusahaan yang tidak siap untuk selalu mempertahankan keunggulannya di pasar, di tengah-tengah perusahaan keinginan konsumen dan persaingan yang agresif. Hanya sedikit, perusahaan yang disebut sebagai jago-jago pemasaran, seperti Eastman Kodak, Fuji Colour, Avon, dan Zerox di Indonesia misalnya Unilever dan Astra. Perusahaan-perusahaan lain hanya melakukan pemasaran biasa saja, sehingga posisinya menjadi goyah, begitu market sharenya menciut, dan para pesaing mulai bekerja lebih keras dan lebih cerdik.
Intern perusahaan sendiri, pertimbangan-pertimbangan pemasaran akan merupakan faktor paling kritis dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pimpinan perusahaan tidak akan dapat merencanakan dengan baik, manajer produksi tidak dapat mengelola produksi, manajer pembelian tidak dapat melakukan pembelian, manajer keuangan tidak dapat membuat anggaran, para insinyur tidak dapat mendesain, sebelum ketetapan dan kebijaksanaan pemasaran selesai dibuat. Karena alasan-alasan tersebut, cepat atau lambat perusahaan-perusahaan harus memperbaiki pemasarannya. Namun jarang yang dapat diterima dengan baik dan terbuka oleh bagian/ departemen lain dalam perusahaan yang bersngkutan. Banyak manajer keuangan dan manajer pabrik yang menganggap bagian pemasaran sebagai “kawan terpaksa” dan dianggapnya sebagai ancaman kekuasaan dan statusnya.
Pandangan yang menganggap kecil peran bagian pemasaran dalam perusahaan haruslah diubah. Perubahan pandangan terhadap peranah pemasaran dalam perusahaan dapat dilukiskan melalui beberapa tahap sebagai berikut :

 (1) Pemasaran sebagai fungsi yang setaraf
 (2) Pemasaran sebagai fungsi yang lebih penting
 (3) Pemasaran sebagai fungsi pokok dalam pemasaran
 (4) Langganan sebagai fungsi pengontrol
 (5) Langganan sebagai fungsi pengontrol, dan pemasaran sebagai fugsi yang memadukan.

Dengan menempatkan langganan sebagai fungsi pengontrol dan pemasaran sebagai fungsi yang memadukan, maka pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Dengan demikian kedudukan dan jaminan kelangsungan hidup perusahaan akan menjadi lebih kokoh.

Cara-Cara Menelaah Pemasaran
Suatu masalah akan ditinjau dan ditelaah dari berbagai sudut pandangan yang berbeda. Demikian juga untuk pemasaran terdapat beberapa penelaahan.

(a)  Cara penelaahan serba lembaga (INSTITUTIONAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan pada lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran, seperti produsen, pedagang besar, pengecer, agen-agen penunjang seperti : perusahaan angkutan, pergudangan, biro iklan, lembaga keuangan dan sebagainya.

(b) Cara penelaahan serba fungsi (FUNCTIONAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan pada fungsi-fungsi yang dilakukan dalam proses pemasaran oleh berbagai lembaga tersebut di atas seperti misalnya :
-     fungsi membeli, menjual, mengangkut, mengepak, dan sebagainya.
-     fungsi pertukaran fisik (meliputi pembelian dan penjualan)
-     fungsi penyediaan fisik (pengangkutan dan penyimpanan)
-   fungsi penunjang (meliputi pembelanjaan, penanggungan resiko, standarisasi barang dan grading. 

(c) Cara penelaahan serba barang (COMMODITY APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan tentang kegiatan apa yang terjadi, sehingga suatu barang (commodity) berpindah dari titik produsen ke konsumen akhir/ industrial. Penelaahan dilakukan melalui masing-masing jenis komoditi.

(d) Cara penelaahan manajerial (MANAGERIAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan pada aktivitas manajerial yang ditujukan untuk menentukan kedudukan organisasi dan produk dalam pasar secara berhasil. Penelaahan akan menyangkut hal-hal khusus seperti bagaimana analisis, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian pemasaran.

(e)  Cara penelaahan sistem total (TOTAL SYSTEM APPROACH)
Cara ini memfokuskan pada seluruh elemen dalam sebuah sistem pemasaran secara menyeluruh.



Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyuwangi