Pemasaran tumbuh dan berkembang sebagaimana
masyarakat tumbuh dan berkembang, yang dimulai dari sebuah tahap perekonomian
yang mendasarkan pada pertanian dan pemenuhan kebutuhan sendiri menjadi tahap
perekonomian yang mendasarkan pembagian tugas/ spesialisasi pekerjaan kemudian
industrialisasi dan urbanisasi.
Gambar. Marketing |
Secara terperinci tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap
pertama yaitu ketika satuan keluarga masih membuat sendiri segala kebutuhan
hidupnya, seperti menanam sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangannya, membuat
pakaian dan perabot-perabot lain sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya
(produksi sendiri untuk dikonsumsi), maka pada tahap ini dalam masyarakat
tersebut belum ada pemasaran sebab tidak terjadi pertukaran.
Tahap
kedua adalah tahap beberapa satuan keluarga berusaha bersama-sama dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, misal ternak dan tanah ladang dikelola bersama untuk
memenuhi hidup mereka. Dalam tahap ini yang disebut sebagai tahap pemilikan
bersama, juga tidak terjadi pertukaran sehingga belum ada pemasaran.
Tahap
ketiga adalah tahap barter sederhana, yang dimulai dengan timbulnya
pembagian tugas/ spesialisasi pekerjaan. Dalam masing-masing kelompok keluarga/
masyarakat tertentu akan menghasilkan barang yang berlainan, dengan demikian
disatu kelompok keluarga/ masyarakat tertentu akan merasa kelebihan/ surplus
barang tertentu dan sebaliknya di kelompok keluarga/ masyarakat lain merasa
kekurangan jenis barang yang lain. Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mereka saling mengadakan pertukaran. Pada saat inilah dimulai walau
secara sederhana.
Tahap
keempat adalah tahap pasar lokal, yang terjadi setelah adanya spesialisasi
dan barter dari berbagai barang pada tempat tertentu. Mula-mula pasar ini
muncul hanya pada hari-hari tertentu, namun dalam perkembangannya menjadi suatu
pasar yang permanen yang berfungsi sebagai lembaga khusus dalam mempermudah
pertukaran.
Tahap
kelima merupakan tahap ekonomi uang. Tahap ini muncul karena dirasakan
sering timbul masalah dalam menghadapi suatu barang-barang ekonomis yang
apabila dipertukarkan akan mempunyai nilai yang relatif sangat berbeda dan
tidak dapat dibagi-bagi. Untuk mengatasi masalah ini akhirnya berkembang suatu
alat pertukaran yang bentuknya bermacam-macam, mulai dari kerang, mutiara,
kulit, dan berbagai macam bentuk logam (tembaga, perunggu, besi dan akhirnya
perak dan emas). Dengan digunakannya alat penukar sebagai nilai ini maka proses
pertukaran barang menjadi lebih efisien.
Tahap
keenam, yaitu tahap kapitalisme muda merupakan tahap kelanjutan dari tahap
ekonomi uang. Dengan adanya alat penukar atau uang mengakibatkan beberapa orang
berhasil dalam mengumpulkan kekayaan. Para pemilik kekayaan ini (para
kapitalisme muda) mulai mengorganisir para pekerja ke dalam satuan-satuan
produktif, baik di bidang pertanian atau kerajinan. Hasil produk ini dijual kepada
para konsumen dengan tanpa merk maupun periklanan. Hal ini terjadi karena
jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran. Sehingga dalam tahap
ini pemasaran dipandang sebagai pemindahan barang dari produsen ke konsumen.
Tahap
ketujuh adalah tahap produksi masa. Dalam tahap ini produsen kecil mulai
membuat barang dalam jumlah besar. Mereka berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
yang akan datang, maka mulailah muncul kegiatan usaha untuk membantu menjualkan
kelebihan hasil produksi tersebut, yaitu sebagai perantara antara produsen
dengan konsumen yang sering disebut pedagang.
Disamping mulai digunakannya
perantara, pada tahap ini juga mulai menjalankan praktek pemasaran modern,
seperti pemberian merk, pembungkusan, pengiklanan, dan sebagainya untuk
menjaring dan membangun preferensi konsumen. Hal ini dilakukan oleh para
produsen karena semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan besar sebagai
akibat timbulnya teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin maju serta
pesatnya pertumbuhan penduduk.
Tahap
kedelapan adalah tahap masyarakat makmur. Dalam tahap ini sudah banyak
masyarakat yang memiliki uang diatas kebutuhan pokoknya. Sehingga mereka ini
merupakan pasar potensial bagi barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
psikologis dan sosial. Oleh karenanya disini para produsen lebih banyak
memberikan perhatian pada perbedaan keinginan segmen-segmen pasar dengan
melalui riset pemasaran.
Jadi
di dalam tahap masyarakat makmur, kegiatan pemasaran semakin menekankan pada
penafsiran keinginan konsumen & menciptakan barang serta jasa yang dapat
memuaskan keinginan tersebut.
Hal-hal Yang Menyebabkan Timbulnya Pemasaran
Banyak perusahaan yang tidak
memahami mengapa semakin lama prospek pemasarannya menjadi semakin turun. Pada
awal pertumbuhannya banyak perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang besar,
tapi kemudian menjadi semakin kecil bahkan ada yang mengalami kerugian.
Sehingga banyak perusahaan yang menyadari bahwa mereka belum menggunakan konsep
pemasaran dengan baik, Setelah mencoba menggunakan pemasaran dengan baik,
mereka merasa lebih berhasil. Yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan mulai
berminat dengan pemasaran. Adapun yang menyebabkan minat kepada pemasaran,
karena salah satu hal di bawah ini :
a) Merosotnya penjualan
Penurunan volume penjualan ini
merupakan hal yang paling umum. Pada suatu usaha yang telah berhasil dan
berjalan dengan tenang dan aman, lama kelamaan akan mengalami suatu persoalan
yang besar, yaitu dengan terjadinya penurunan volume penjualan produknya.
Contoh :
Para penerbit surat kabar
mengalami penurunan omzet penjualannya, karena semakin banyak orang yang
beralih ke TV.
Beberap penerbit mulai menyadari
bahwa pengetahuan mereka tentang alasan mengapa orang membaca surat kabar dan
apa sebenarnya yang diinginkan dari surat kabar hanyalah sedikit. Maka para
penerbit kemudian melakukan penelitian pasar dan berdasarkan hasilnya, ternyata
harus dicoba untuk mendisain kembali surat kabarnya agar sesuai dengan
perkembangan zaman, dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menarik minat
pembacanya.
b) Pertumbuhan yang lamban
Perusahaan sering mencapai batas
pertumbuhan mereka dalam industri yang mereka garap, sesuai dengan siklus
kehidupan barang yang dihasilkan. Sehingga bagi perusahaan-perusahaan yang
menginginkan tetap kelangsungan hidupnya, perlu
mencari pasar-pasar baru untuk barang industrinya.
Dengan demikian bagi
perusahaan-perusahaan yang menginginkan dapat mengenali, menilai dan memilih
peluang-peluang baru, sadar bahwa mereka sebenarnya membutuhkan kecakapan dalam
bidang pemasaran.
c) Pola pembelian yang berubah
Setiap konsumen mempunyai
keinginan yang berbeda-beda dengan konsumen lain. Keinginan yang berbeda
tersebut menyebabkan tingkah laku dan pola pembelian yang selalu berubah.
Dengan demikian banyak perusahaan
yang menghadapi pasar yang makin lama makin tidak menentu.
Perusahaan-perusahaan yang menghadapi keadaan yang demikian, harus berorientasi
pada pemasaran yaitu dengan melakukan penelitian pasar guna mengetahui
keinginan-keinginan konsumen. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan atau
menentukan produksi yang dapat memuaskan konsumen.
d) Persaingan yang semakin meningkat
Suatu perusahaan yang telah
berjalan dengan tenang dan mapan, dengan mendadak dapat terancam ketenangannya
tersebut dengan munculnya ahli pemasaran oleh perusahaan lain. Maka mau tidak
mau perusahaan harus mempelajari pemasaran untuk menghadapi tantangan yang
dihadapi tersebut.
e) Pengeluaran yang terus meningkat
Pengeluaran sebuah perusahaan
untuk iklan, promosi penjualan, penelitian dan sebagainya, dapat meningkat
tanpa irama dan alasan, sehingga melebihi anggaran
yang ada. Maka pihak manajemen harus memperbaiki kebijaksanaannya dalam
organisasi dan mengontrol fungsi-fungsi pemasarannya, sehingga pengeluaran
tersebut dapat terkendali.
Produktifitas pemasaran/ manfaat pemasaran
Dalam perusahaan yang mengerjakan
proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi merupakan kegiatan bidang
produksi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan produktif dalam suatu perusahaan,
disebabkan karena kegiatannya adalah mengubah bentuk suatu barang menjadi
barang lain sehingga dapat lebih berguna. Misalnya, kegiatan produksi
perusahaan mebel, telah mengubah kayu menjadi meja, kursi dan lain-lain yang
lebih berguna bagi masyarakat.
Kegiatan produksi dalam
pemasaran, bukan semata-mata merubah bentuk suatu barang menjadi barang lain,
tetapi lebih luas lagi yaitu bilamana dapat menciptakan barang-barang tersebut
lebih berguna bagi masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan
pemasaran adalah produktif bila dapat menambah kegunaan dari barang tersebut.
a) Form Utillity (Kegunaan karena bentuk)
Yaitu kegiatan meningkatkan
kegunaan barang dengan jalan merubah bentuk tersebut menjadi barang lain yang
secara umum lebih bermanfaat.
Misal :
Perusahaan es batu, dengan
mengubah air menjadi es/dimana air telah berguna, maka dengan mengubah menjadi
es, akan lebih berguna lagi. Perusahaan pengalengan ikan, yakni dengan merubah
ikan segar menjadi ikan segar dalam kaleng. Dimana ikan segar telah berguna dan
apabila diubah dalam kaleng akan lebih bermanfaat lagi karena tahan lama.
b) Place Utility (Kegunaan karena
tempat)
Yaitu kegiatan merubah nilai
suatu barang menjadi lebih berguna karena telah terjadi proses pemindahan
barang dari satu tempat ke tempat lain.
Misal :
Memindahkan pasir dari sungai ke
tempat pembangunan.
Pasir akan lebih berguna apabila
telah dipindahkan tempatnya yakni dari sungai ke tempat-tempat pembangunan.
Dengan demikian kegiatan pemasaran termasuk kegiatan produktif dengan jalan
memindahkan tempat dari barang tersebut.
c) Time Utility (Kegunaan karena
waktu)
Yaitu kegiatan yang menambah
kegunaan suatu barang karena ada proses waktu atau perbedaan waktu.
Misal :
Jas hujan/ payung harganya akan
lebih mahal pada musim hujan dibandingkan apabila dijual pada musim panas.
Dengan demikian kegiatan
pemasaran dengan menyimpan barang merupakan kegiatan produktif.
d) Possesion Utility (Kegunaan
karena milik)
Yaitu kegiatan yang menyebabkan
bertambah bergunanya suatu barang karena telah terjadi proses pemindahan dari
pihak satu ke pihak yang lain.
Misal :
Berpindahnya hak milik dari
pedagang ke konsumen. Barang-barang tersebut karena merupakan barang dagangan,
maka akan lebih berguna bila telah menjadi milik pembeli. Dengan demikian
kegiatan pemasaran dikatakan produktif karena menimbulkan pemindahan hak milik dari
satu pihak ke pihak lain.
Peranan Pemasaran
Dewasa ini pemasaran telah
menarik perhatian yang semakin besar baik di kalangan perusahaan,
lembaga-lembaga, maupun bangsa-bangsa di dunia. Pemasaran telah bergeser dari
sekedar ditribusi dan penjualan menjadi filsafat yang bulat untuk mengaitkan
organisasi tersebut dengan pasar atau langganan-langganannya.
Perusahaan-perusahaan besar
maupun kecil mulai membedakan, antara penjualan dengan pemasaran dan mulai
menyusun organisasi atau bagian-bagian atau departemen-departemen, untuk
mengelola pemasaran itu. Sedangkan organisasi-organisasi sosial seperti musium,
universitas, organisasi keagamaan dan pemerintah memandang pemasaran sebagai
suatu cara baru untuk membina hubungan mereka dengan publik, langganan, atau
pasar sasarannya.
Sekarang hampir setiap bangsa
mengakui tentang pentingnya pemasaran. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
ternyata sangat tergantung pada kemampuan bangsa itu untuk mengembangkan sistem
distribusi yang efektif, untuk menangani bahan mentah/material hasil industri
atau pertaniannya.
Negara-negara sedang berkembang,
misalnya mengkaji pemasaran untuk mengetahui bagaimana sistem distribusi dalam
negeri mereka dapat diperbaiki dan bagaimana mereka dapat bersaing dengan lebih
efektif dipasaran dunia.
Negara-negara yang sebagian
terbesar industrinya milik negara (Swedia, Italia) memandang penerapan
pemasaran sebagai jalan keluar untuk meningkatkan kemakmuran ekonominya.
Negara-negara sosialis mempelajari bagaimana mereka dapat mempergunakan
penelitian pemasaran, periklanan dan penetapan harga untuk meningkatkan
efektifitas dalam merencanakan dan mendistribusikan barang-barang hasil
produksi mereka. Sedangkan di Amerika Serikat, pemasaran secara efektif
dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kehidupan material negara tersebut.
Untuk memahami pemasaran, kita
perlu terlebih dahulu memahami organisasi-organisasi usaha. Masyarakat kita
terhimpun dari organisasi-organisasi yang siap melayani setiap kebutuhan kita,
seperti misalnya rumah makan, centre, perusahaan-perusahaan hiburan, perusahaan
transportasi dan sebagainya. Dewasa ini organisasi-organisasi muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Ia dapat berupa milik umum, milik pribadi, beberapa orang atau patungan. Organisasi tersebut mungkin
organisasi yang mencari keuntungan, organisasi non profit, atau organisasi
dengan tujuan lain.
Sebuah organisasi usaha akan
dapat terus berlangsung hidup jika ia mampu mendapatkan sumber-sumber yang
diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Cara untuk memperoleh sumber-sumber
tersebut, dapat dilakukan dengan melalui pertukaran/ pemasaran. Dalam hal
demikian maka organisasi/ usaha tersebut akan berhadapan dengan seperangkat
pembeli bersama dengan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian maka perusahaan
harus mengembangkan/ menciptakan seperangkat hasil produksi atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian mengkombinasikan manfaat dari hasil-hasil
produksi tersebut, membuatnya tersedia dan terjangkau oleh pembeli, memberi
harga yang pantas dan membujuk para pembeli untuk menukar sumber-sumber mereka
dengan hasil produksi atau jasa tersebut. Semua kegiatan tersebut termasuk
dalam cakupan pemasaran.
Jadi pemasaran menuntut lebih
dari sekedar kemampuan memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Perusahaan
harus mengetahui bagaimana menyajikan tawaran yang lebih baik dari yang
ditawarkan pesaingnya. Kebutuhan, minat dan pilihan pembeli selalu
berubah-ubah. Perusahaan harus selalu memonitor perubahan tersebut,
meninjaunya, dan kemudian memperbaiki tawarannya ke pasar.
Zenith, salah satu perusahaan
televisi AS yang paling sukses, market sharenya mengecil karena menghadapi
persaingan televisi buatan Jepang yang semakin meningkat. Banyak perusahaan
yang tidak siap untuk selalu mempertahankan keunggulannya di pasar, di tengah-tengah
perusahaan keinginan konsumen dan persaingan yang agresif. Hanya sedikit,
perusahaan yang disebut sebagai jago-jago pemasaran, seperti Eastman Kodak,
Fuji Colour, Avon, dan Zerox di Indonesia misalnya Unilever dan Astra.
Perusahaan-perusahaan lain hanya melakukan pemasaran biasa saja, sehingga
posisinya menjadi goyah, begitu market sharenya menciut, dan para pesaing mulai
bekerja lebih keras dan lebih cerdik.
Intern perusahaan sendiri,
pertimbangan-pertimbangan pemasaran akan merupakan faktor paling kritis dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan. Pimpinan perusahaan tidak akan dapat
merencanakan dengan baik, manajer produksi tidak dapat mengelola produksi,
manajer pembelian tidak dapat melakukan pembelian, manajer keuangan tidak dapat
membuat anggaran, para insinyur tidak dapat mendesain, sebelum ketetapan dan
kebijaksanaan pemasaran selesai dibuat. Karena alasan-alasan tersebut, cepat atau lambat
perusahaan-perusahaan harus memperbaiki pemasarannya. Namun jarang yang dapat
diterima dengan baik dan terbuka oleh bagian/ departemen lain dalam perusahaan
yang bersngkutan. Banyak manajer keuangan dan manajer pabrik yang menganggap
bagian pemasaran sebagai “kawan terpaksa” dan dianggapnya sebagai ancaman
kekuasaan dan statusnya.
Pandangan yang menganggap kecil
peran bagian pemasaran dalam perusahaan haruslah diubah. Perubahan pandangan
terhadap peranah pemasaran dalam perusahaan dapat dilukiskan melalui beberapa
tahap sebagai berikut :
(1) Pemasaran sebagai fungsi yang
setaraf
(2) Pemasaran sebagai fungsi
yang lebih penting
(3) Pemasaran sebagai fungsi
pokok dalam pemasaran
(4) Langganan sebagai fungsi
pengontrol
(5) Langganan sebagai fungsi pengontrol, dan pemasaran sebagai fugsi
yang memadukan.
Dengan menempatkan langganan sebagai fungsi pengontrol
dan pemasaran sebagai fungsi yang memadukan, maka pencapaian tujuan dan
kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Dengan demikian kedudukan dan
jaminan kelangsungan hidup perusahaan akan menjadi lebih kokoh.
Cara-Cara Menelaah Pemasaran
Suatu masalah akan ditinjau dan ditelaah dari berbagai
sudut pandangan yang berbeda. Demikian juga untuk pemasaran terdapat beberapa
penelaahan.
(a) Cara
penelaahan serba lembaga (INSTITUTIONAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan pada lembaga-lembaga
yang terlibat dalam proses pemasaran, seperti produsen, pedagang besar,
pengecer, agen-agen penunjang seperti : perusahaan angkutan, pergudangan, biro
iklan, lembaga keuangan dan sebagainya.
(b) Cara
penelaahan serba fungsi (FUNCTIONAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan pada fungsi-fungsi yang dilakukan
dalam proses pemasaran oleh berbagai lembaga tersebut di atas seperti misalnya
:
- fungsi membeli,
menjual, mengangkut, mengepak, dan sebagainya.
- fungsi
pertukaran fisik (meliputi pembelian dan penjualan)
- fungsi
penyediaan fisik (pengangkutan dan penyimpanan)
- fungsi
penunjang (meliputi pembelanjaan, penanggungan resiko, standarisasi barang dan grading.
(c) Cara
penelaahan serba barang (COMMODITY APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan tentang kegiatan apa
yang terjadi, sehingga suatu barang (commodity) berpindah dari titik produsen
ke konsumen akhir/ industrial. Penelaahan dilakukan melalui masing-masing jenis
komoditi.
(d) Cara
penelaahan manajerial (MANAGERIAL APPROACH)
Cara ini memfokuskan penelaahan pada aktivitas
manajerial yang ditujukan untuk menentukan kedudukan organisasi dan produk
dalam pasar secara berhasil. Penelaahan akan menyangkut hal-hal khusus seperti
bagaimana analisis, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
pemasaran.
(e) Cara penelaahan sistem total (TOTAL SYSTEM APPROACH)
Cara ini memfokuskan pada seluruh elemen dalam sebuah
sistem pemasaran secara menyeluruh.
Firman Pra Setia
Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan
Kabupaten Banyuwangi