Sejauh mana kegiatan manajemen pemasaran dilaksanakan
oleh perusahaan, dapatlah dilihat tahap perkembangan manajemen pemasaran
diikuti dilaksanakan oleh perusahaan. Tahap perkembangan dari pelaksanaan
manajemen pemasaran ini ditandai dengan :
a. Perubahan
konsep/ orientasi/ falsafah pemasaran yang dipakai oleh perusahaan.
b. Perubahan
pandangan terhadap peranan pemasaran dalam perusahaan, yang dinyatakan dengan
perubahan kedudukan/ fungsi bagian pemasaran dalam struktur organisasi
perusahaan.
Gambar 1. Pemasaran |
Tahapan perkembangan manajemen pemasaran sudah dimulai sejak revolusi industri, namun dewasa ini masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang masih berada pada tahap pertama. Adapun tahap-tahap perkembangan manajemen pemasaran tersebut adalah sebagai berikut :
- Tahap
orientasi produksi
- Tahap
orientasi penjualan
- Tahap
orientasi pemasaran
- Tahap
orientasi pemasaran sosietal
(1) Tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan
mempergunakan falsafah konsep produk dan konsep produksi. Perusahaan yang
berorientasi produksi ini berarti bahwa perusahaan menghasilkan barang bukan
berdasarkan pada kebutuhan konsumen, akan tetapi peruahaan menghasilkan apa
yang bisa/ mampu dibuatnya. Dengan demikian tujuan dan perencanaan perusahaan
lebih banyak di tentukan oleh bagian produksi dan para insinyur pabrik. Untuk
harga barang ditentukan oleh bagian produksi dan bagian keuangan.
Fungsi bagian pemasaran hanya
menjual barang yang telah/ dapat dihasilkan perusahaan, dengan harga yang telah
ditentukan oleh bagian produksi dan keuangan. Usaha-usaha pemasarannya hanya
pasif, tidak ada usaha agar pembeli membeli barang yang baik dengan harga yang
layak.
Dalam struktur organisasi, sudah
ada departemen penjualan yang dipimpin oleh kepala bagian penjualan, yang
tugasnya mengatur dan mengepalai salesmen. Dengan kata lain, falsafah manajemen
pemasaran yang dipakainya adalah konsep produk & konsep produksi.
Konsep produk berarti bahwa
konsumen membutuhkan produk yang baik/ berkualitas/ prestasi yang paling baik,
serta mempunyai keistimewaan yang menonjol, dengan demikian perusahan harus
mencurahkan perhatiannya pada usaha perbaikan produk yang terus menerus.
Konsep produksi menganggap bahwa
konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kebutuhannya,
sehingga perusahaan harus mencurahkan perhatiannya pada efisiensi produksi
yaitu dengan membuat produk yang sebanyak-banyaknya, harganya murah serta
distribusi yang merata.
Contoh :
Perusahaan-perusahaan mobil
Eropa, pada aawalnya mempunyai pasaran yang baik di dunia, tetapi lama kelamaan
penjualannya merosot dibandingkan dengan perusahaan Jepang yang lebih
menawarkan harga murah, irit bahan bakar dan sebagainya.
(2) Tahap Orientasi Penjualan
Pada tahap ini perusahaan mulai
berorientasi pada penjualan (sales
orientation), yang berarti bahwa perusahaan mulai mempergunakan falsafah/
konsep penjualan. Konsep penjualan mempunyai pengertian bahwa konsumen tidak
akan membeli dalam jumlah cukup banyak suatu produk, kecuali perusahaan
menjalankan usaha promosi dan penjualan yang kokoh.
Berdasarkan falsafah ini,
perusahaan masih membuat barang berdasarkan apa yang bisa dibuat. Karena
produksi melimpah, perusahaan mulai menekankan pada usaha bagaimana menjual
barang yang dihasilkan tersebut sebanyak-banyaknya dengan harga yang layak.
Jadi usahanya bukan sekedar menunggu atau menjaring konsumen saja, tetapi
perusahaan mulai melaksanakan usaha promosi secara lebih agresif lagi.
Contoh : Perusahaan yang menjual jamu tradisional.
Kalau tidak melaksanakan promosi
secara agresif, orang tidak akan tahu tentang jamu tersebut.
Dalam struktur organisasinya,
fungsi departemen penjualan sudah bertambah, antara lain promosi, penelitian
pemasaran (marketing research). Bahkan sales training dan sales analysis yang
dulu dilaksanakan oleh departemen lain, pada tahap ini mulai di alihkan ke
departemen penjualan.
(3) Tahap Orientasi Pemasaran
Pada tahap ini, perusahaan telah
beralih dari konsep penjualan ke konsep pemasaran. Berdasarkan konsep ini
perusahaan menganalisa terlebih dulu kebutuhan konsumen, baru kemudian
menciptakan barang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan
berorientasi pada kebutuhan/ kepentingan konsumen, dalam rangka mencapai
tingkat/ volume penjualan yang menguntungkan.
Jadi terdapat tujuan ganda, yaitu
mencapai volume penjualan yang menguntungkan melalui kepuasan konsumen. Pada
tahap ini berlaku semboyan : “Buatlah
barang yang engkau bisa jual, bukan juallah barang yang engkau bisa hasilkan”.
Dalam struktur organisasi
terdapat perubahan cukup banyak. Departemen penjualan diubah menjadi departemen
pemasaran yang dipimpin manajer pemasaran. Semua yang berhubungan dengan
pemasaran, masuk ke dalam departemen pemasaran. Pada tahap ini sering dikatakan
bahwa perusahaan mulai menganut konsep manajemen pemasaran yang terintegrasi.
Konsep pemasaran menyadari bahwa
kunci untuk mencapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan lebih efisien. Sekarang sudah banyak
perusahaan-perusahaan yang menyadari perlunya beralih dari konsep penjualan ke
konsep pemasaran dengan lebih memperhatikan kepentingan konsumen.
Contoh :
- Sampho dengan kemasan plastik
berbagai ukuran, dengan maksud agar dapat melayani konsumen/ pasar yang
menghendaki “ukuran” berbeda.
- Sabun mandi dengan berbagai
warna, dengan maksud agar dapat melayani konsumen/ pasar yang menghendaki
“warna” berbeda.
- Celana jeans dengan berbagai
model, dengan maksud dapat melayani konsumen/ pasar yang menghendaki “model”
berbeda.
- Puding susu instant dengan
berbagai rasa, dengan maksud agar dapat melayani konsumen/ pasar yang
menghendaki “rasa” berbeda.
(4) Tahap Orientasi Pemasaran Sosietal (Orientasi
anusia dan Tanggung Jawab Sosial)
Perubahan kondisi sosial,
lingkungan perekonomian tahun 1970-an ternyata telah membuat banyak perusahaan
yang saat itu berada pada tahap orientasi pemasaran mulai berfikir untuk
beralih kepada orientasi pemasaran sosietal dengan konsep pemasaran kemasyarakatan.
Orientasi masyarakat sudah berubah dari material orientation beralih ke human
orientation, orang mengejar kebutuhan akan barang-barang, beralih ke lebih
banyak pada kebutuhan akan jasa-jasa. Adapun konsep pemasaran kemasyarakatan
menyatakan bahwa perusahaan harus menjalankan usaha guna menghasilkan kepuasan
konsumen dan konsumsi jangka panjang serta kesejahteraan masyarakat sebagai
kunci untuk mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu jika perusahaan
ingin berhasil dan terus hidup, maka perusahan harus tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sehingga perusahaan harus
menyesuaikan program pemasarannya.
Praktek-praktek pemasaran
mempunyai dampak yang besar terhadap manusia dalam peranannya sebagai pembeli,
penjual dan warga masyarakat. Minat akan pemasaran semakin besar dengan makin
banyaknya organisasi dalam sektor bisnis dan non bisnis yang mengakui besarnya
sumbangan pemasaran untuk meningkatkan prestasi pasar. Faktor-faktor
kebudayaan, lingkungan, ekologi, politik, hukum dan sebagainya, akan sangat
mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Dengan adanya kenyataan bahwa
sumber-sumber (resources) semakin terbatas, menuntut perusahaan harus
pandai-pandai memanfaatkan sumber-sumber tersebut, sehingga untuk itu perusahaan
harus memperhatikan kelestarian sumber-sumber tersebut, dalam menggunakannya
untuk menciptakan produk-produk guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada tahap orientasi pemasaran
sosietal, perusahan harus mampu menciptakan dan menawarkan tingkat kehiduan
yang lebih baik, bukan sekedar memenuhi kebutuhan hidup standar saja. Jadi
perusahaan disamping memperhatikan keinginan/ kebutuhan konsumen, harus juga
memperhatikan kepentingan dan taggung jawab sosial.
Contoh :
- Perusahaan penerbangan Garuda,
selain menawarkan jasa secara rutin, juga menawarkan suatu paket wisata.
- Perusahaan Bayer, telah
menawarkan cairan pemutih yang selain dapat menghilangkan kotoran juga membasmi
kuman, sehingga nilai higienisnya meningkat.
- Di Jepang mulai diproduksi mobil
dengan sinar matahari sebagai energi/ bahan bakarnya.
- Perusahaan Coca cola, yang
menawarkan minuman ringan jenis cola dengan botol yang dapat ditukar/
dikembalikan.
KONSEP PEMASARAN SEBAGAI FALSAFAH PEMASARAN BAGI BISNIS YANG BERHASIL
Konsep pemasaran adalah suatu
falsafah perusahaan yang belum lama, yang dipakai oleh perusahaan yang sudah
maju atau yang ingin maju.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa
kunci untuk mencapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target markets) dan pemberian kepuasan
yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan para
pesaing.
Terdapat 3 (tiga) ketetapan pokok
yag mendasari konsep pemasaran tersebut ;
a). Semua kegiatan dan perencanaan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen.
b). Sasaran perusahaan adalah volume penjualan yang menghasilkan laba.
c). Semua kegiatan pemasaran harus dikoordinir secara organisatoris.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa:
Konsep pemasaran adalah sebuah
filsafat bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah
syarat ekonomi dan sosial bagi kehidupan sebuah perusahaan.
Definisi tersebut mempunyai
konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan apabila ingin berhasil, harus
menggunakan konsep pemasaran, yang mengarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan
pembeli (orientasi pasar) sehingga dapat mencapai volume penjualan yang
menguntungkan, untuk kemudian dapat dikoordinasikannya semua kegiatan
pemasaran.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut
dapat dibahas lebih lanjut sebagai berikut :
a). Berorientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin
mempraktekkan orientasi konsumen harus :
~ Menentukan lebih dulu kebutuhan
pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
~ Memilih kelompok pembeli tertentu
sebagai sasaran dalam penjualannya.
~ Menentukan
produk dan program pemasarannya
~ Mengadakan
penelitian pada konsumen
~ Menentukan
dan melaksanakan strategi pemasaran yang paling baik.
b). Volume penjualan yang menguntungkan
Tujuan perusahaan menggunakan
konsep pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualannya, sehingga dapat
mengoptimumkan laba/ orientasi laba (profit oriented). Sedangkan dengan laba
dapat diperoleh beberapa hal bagi perusahaan :
ï Dapat
tumbuh dan berkembang
ï Dapat
menggunakan kemampuan yang lebih besar
ï Dapat
memberikan kepuasan yang lebih besar
Tujuan perusahaan yang lain
diluar laba adalah :
- Memberikan
ketentraman pada karyawan
- Membantu
masyarakat
- Lain-lain.
c) Koordinasi dan integrasi dalam pemasaran
Untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen secara optimum, maka semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus :
Ø di
koordinasikan dan di integrasikan
Ø dihindari
dari pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya.
Jadi pemasaran menjadi dasar
motivasi perusahaan dan akan mempengaruhi politik perusahaan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
Apabila perusahaan betul-betul
ingin menggunakan konsep pemasaran tersebut, kemungkinan di dalam pelaksanaanya
terdapat beberapa perubahan.
Adapun perubahan-perubahan
tersebut adalah :
(1) Perubahan dalam sikap
manajemen
(2) Perubahan dalam struktur organisasi perusahaan
(3) Perubahan dalam metode-metode dan prosedur manajemen.
PERBEDAAN KONSEP PENJUALAN DAN KONSEP PEMASARAN
Bagi perusahaan yang ingin
berhasil, maka ia harus mengalihkan mengganti falsafah pemasarannya, dari
konsep penjualan menjadi konsep pemasaran. Namun masyarakat pada umumnya,
bahkan pimpinan perusahaan sering tidak bisa membedakan antara konsep penjualan
dan konsep pemasaran.
Perusahaan yang menggunakan
konsep penjualan akan membuat produk terlebih dahulu, kemudian dengan berbagai
cara/ metode mengarahkan dan membujuk konsumen agar membeli hasil produksinya.
Sedang perusahaan yang menganut konsep pemasaran akan terlebih dahulu mencari,
apa kebutuhan konsumen, kemudian mencoba produk yang bisa memuaskan
kebutuhannya dengan tetap mengharapkan laba.
Perbedaan antara keduanya dapat
digariskan lebih jelas sebagai berikut :
Konsep
Penjualan
|
Konsep
Pemasaran
|
||||
1)
|
Tujuan
|
1)
|
Tujuan
|
||
-
|
Mengutamakan produknya, melayani keinginan
perusahaan, terutama mencari penghasilan.
|
-
|
Mengutamakan keinginan konsumen untuk mendapatkan
laba.
|
||
-
|
Manajemen berorientasi pada laba melalui volume
penjualan.
|
-
|
Manajemen
berorientasi pada laba melalui kepuasan konsumen
|
||
-
|
Perencanaan
berorientasi jangka pendek, membuat produk yang ada dan memasarkannya
|
-
|
Perencanaan
berorientasi jangka panjang, untuk membuat produk baru.
|
||
2).
|
Falsafah
|
2).
|
Falsafah
|
||
-
|
Perusahaan
terlebih dulu membuat produk yang bisa dibuat, kemudian berusaha bagaimana
menjualnya.
|
-
|
Menentukan
keinginan konsumen, mengetahui bagaimana cara memuaskan konsumen dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut.
|
||
3).
|
Personalia
|
3).
|
Personalia
|
||
-
|
Yang
terlibat terutama tenaga-tenaga promosional
|
-
|
Yang
terlibat adalah dari seluruh pesonalia yang ada.
|
Firman Pra Setia
Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan
Kabupaten Banyuwangi