Ikan sidat
(Anguilla bicolor), termasuk famili Anguillidae,
ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis
Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A.
Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan sidat mungkin tidak dikenal oleh
banyak orang di sini. Tapi, diberbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona
yang harganya sangat mahal nilai ekonominya bagus.
Gambar 1. Ikan Sidat (Anguilla bicolor) |
Permintaan ekspor sidat terus meningkat, usaha
budidaya Sidat masih sangat sedikit dan masih ada kendala dalam pengadaan benih
ikan Sidat.. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan
pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor
belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah salah satu jenis ikan yang bentuknya
mirip belut, tapi bedanya, ikan sidat hidup di air bukan di lumpur. Selain itu
ikan sidat mempunyai sirip di dekat kepalanya. Untuk proses adaptasi kehidupan
benih sidat atau glass eel, dari air laut menjadi air tawar, Donny menyediakan
kolam khusus yang berisi air tawar yang kemudian di beri garam tanpa yodium,
agar air menjadi payau.
Selanjutya, benih sidat dimasukan ke kolam air payau buatan itu. Setelah benih sidat beradaptasi hidup di air payau, baru dipindahkan di kolam air tawar.
Selanjutya, benih sidat dimasukan ke kolam air payau buatan itu. Setelah benih sidat beradaptasi hidup di air payau, baru dipindahkan di kolam air tawar.
Proses adaptasi ini umumnya memakan waktu 1 bulan, dan
dalam proses adaptasi ini, glass eel di beri makan cacing sutera, setelah
beradaptasi dan terbiasa hidup di air tawar, sidat bisa dipindahkan di kolam
pembesaran," jelas lelaki yang pernah bekerja menjadi TKI di Jepang ini,
sambil memperagakan cara membuat air payau buatan di kolam budidaya sidatnya.
Agar cepat besar, ikan sidat di beri makan campuran
tepung ikan dan vitamin. Dengan sirkulasi air yang bagus dan pakan yang
bergizi, ikan sidat dapat di penen setelah berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun,
tergantung besar kecil ukuran sidat yang diinginkan. Ikan sidat adalah sejenis
belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang
tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan
sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang,
ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram,
sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu 15.000 IU/100 gram. Lebih
tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang
hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara
kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon
yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budidaya masih baru di Indonesia. Budidaya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budidaya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia. Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar seharusnya pemerintah tanggap dengan kondisi seperti ini.
Teknologi budidaya masih baru di Indonesia. Budidaya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budidaya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia. Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar seharusnya pemerintah tanggap dengan kondisi seperti ini.
Ikan sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau)
hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam
untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara
berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah
mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan
tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000 - Rp 175.000/kg.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000 - Rp 175.000/kg.
Larva sidat (elver) berhubungan dengan musim.
Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada
musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas
ruayanya.
Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum
ikan sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti
crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan
bivalva serta gastropods). Aktivitas makan ikan sidat umumnya pada malam hari
(nokturnal).
Ikan sidat telah dibudidayakan secara intensif di
Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang,
Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia
dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi ikan sidat masih
mengandalkan dari hasil penangkapan di alam. Ikan sidat dapat dibudidayakan di
dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).
Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif
konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat dilakukan di luar
ruangan (out door). Secara praktis ikan sidat dapat dibudidayakan di kolam
tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba jaring apung.
Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus
diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan
Sidat :
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih ikan sidat lokal, A. bicolor
bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan ikan sidat lokal, A. bicolor bicolor
(elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7
ppt.
c. Oksigen
Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh
ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N
H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian ikan sidat
yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm
seluruh ikan sidat mengalami methemoglobinemie.
f. Kebutuhan
Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat
membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar
50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring
Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran
7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk
menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup
dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan
Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20
gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari
Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat
Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk
pasta dengan kandungan :
- Protein 47,93%
- Lemak 10,03%
- Seratkasar 8,00%
- BETN 8,32%
- Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan.
Konversi pakan sebesar 1,96. Dengan konversi tersebut akan diperoleh laju
perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
e. Masa
Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring
apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada
masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai
ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor. Pemeliharaan ikan Sidat pada
kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka
penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam
penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang
dipergunakan.
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi