Tahu tentu tidak asing
lagi di telinga masyarakat Indonesia, makanan ini merupakan lauk-pauk
sehari-hari dan memiliki kandungan protein tinggi. Tahu terbuat dari kedelai yang diolah dengan cara digiling dan
direbus, serta memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi. Dan bagian
kedelai yang tidak dapat diolah menjadi Tahu
disebut ampas Tahu. Ampas Tahu sering menjadi masalah di
lingkungan industri pembuatan Tahu
karena ampas Tahu ini merupakan
limbah produksi. Walaupun dianggap limbah, ampas Tahu dapat diolah menjadi makanan, masakan ataupun pakan bagi ikan
lele. Khususnya, pengolahan ampas Tahu
menjadi pakan ikan lele menggunakan proses fermentasi sehingga dalam pakan
ampas Tahu mengandung alkohol.
Kandungan alkohol dalam pakan ampas Tahu
berfungsi sebagai pengganti hormon untuk proses sexreversal, karena penggunaan
hormon untuk proses sex reversal berdampak kurang baik pada pengkonsumsi ikan
yang disexreversal tersebut.
Gambar 1. Ampas Tahu |
Tahu sebagai lauk pauk dan
makanan kecil yang bergizi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Dengan memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi pada ampas Tahupun masih memiliki kegunaan yang
cukup baik bagi ikan.
Kedelai
merupakan bahan dasar pembuatan Tahu.
Kedelai yang digunakan dalam pembuatan Tahu
ini, tidak kesemua bagiannya dapat diolah menjadi Tahu. Bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi Tahu, disebut ampas Tahu. Di industri–industri Tahu, ampas Tahu dianggap limbah dan tidak memilliki nilai ekonomis, sehingga
banyak sekali industri Tahu yang
membuang ampas Tahu dsembarang
tempat tanpa ada pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan harga jual
ampas Tahu. Hal inilah yang kemudian
hari menimbulkan masalah sosial yang seakan susah untuk terselsaikan.
Padahal dengan
melakukan pengolahan lebih lanjut, ampas Tahu
akan menjadi barang yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
Ampas Tahu dapat diolah menjadi
kerupuk ampas Tahu maupun pakan
buatan ikan yang berbahan dasar ampas Tahu.
Dengan kandungan protein yang cukup tinggi pada kedelai, jelas ampas Tahu juga memiliki kandungan protein
yang tinggi pula. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,
energi, dan lain–lain.
Pengolahan ampas
Tahu sebagai bahan dasar pakan
buatan untuk ikan lele, sekarang ini sedang dikembangkan dan diterapkan pada
budidaya lele, khususnya budidaya lele organik. Ampas Tahu selain memiliki kandungan protein yang tinggi, juga harga
bahan, biaya produksi, dan proses produksinya murah meriah. Menurut Setyono
(2010;2), harga per kilogram ampas Tahu
ialah Rp. 500;- dan pembuatannya pun relatif mudah jika dibandingkan dengan
pembuatan pakan sejenisnya.
Pembuatan pakan
dari ampas Tahu menggunakan proses
fermentasi. Proses fermentasi ialah proses penguraian struktur bahan organik
dan pengawetan suatu bahan dengan bantuan fungi atau cendawan dan bakteri.
Selain menguraikan bahan organik, hasil dari proses fermentasi juga
menghasilkan kandungan alkohol dalam ampas Tahu
tersebut. Kandungan alkohol yang dihasilkan pada proses fermentasi ampas Tahu, lebih kecil jika dibandingkan
dengan kandungan alkohol pada proses fermentasi bahan lainnya seperti anggur,
beras ketan dan lain – lain.
Kandungan
alkohol yang terdapat dalam ampas Tahu
ini, memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya ialah pakan berbahan
dasar ampas Tahu tidak boleh
diberikan pada organisme yang akan dijadikan indukan maupun calon induk, hal
ini akan menetralkan gonad sang calon induk. Dan adapun kelebihannya ialah
pakan ini dapat digunakan sebagai bahankimia alternatif pengganti hormon
tirosin untuk proses sexreversal. Hormon untuk proses sexreversal sangat
berbahaya penggunaannya dan sekarang ini telah dilarang penggunaannya.
Penggunaan hormon untuk proses sexreversal dalam proses sexreversal akan
berakibat fatal bagi yang mengkonsumsi ikan yang telah disexreversal, terutama
wanita, karena dapat merangsang peningkatan hormon untuk proses sexreversal
secara berlebihan. Sexreversal bertujuan untuk menyamakan gender ikan budidaya
agar pertumbuhan ikan budidaya menjadi lebih cepat.
Pemberian pakan
ampas Tahu ini, hanya dapat
diberikan pada ikan untuk pembesaran dan sexreversal saja. Pakan ini sangat
disukai oleh ikan lele, hal ini dengan yang diungkapkan Setyono (2010;5) ikan
lele sangat menyukai pakan yang berbahan dasar ampas Tahu karena pakan ini memiliki aroma yang sama dengan pakan buatan
pabrik ternama (pakan buatan yang digemari ikan lele) dan juga kandungan
proteinnya tinggi.
Pakan ampas Tahu yang diberikan kepada ikan lele,
menurut penilitian terbaru, pakan ini dapat menyamakan pertumbuhan ikan sekitar
80 %. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada ikan lele.
Pemberian pakan ampas Tahu merupakan
pakan pokok dalam budidaya, sedangkan untuk pakan tambahan digunakan pakan
buatan pabrik.
Pakan berbahan
dasar ampas Tahu memiliki banyak
kelebihan, diantaranya mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah
ampas Tahu, mengurangi biaya
produksi budidaya, dan sebagai bahan alternatif yang aman untuk proses
sexreversal. Untuk mengembangkan pemanfaatan ampas Tahu sebagai pakan buatan untuk ampas Tahu, perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada masyarakat dan
industri Tahu. Perhatian tersebut
dapat dalam bentuk pelatihan-pelatihan maupun penyuluhan. Tidak hanya itu sebaiknya
pemerintah juga menbimbing kelompok tani pembudidaya ikan lele untuk
memanfaatkan ampas Tahu sebagai
bahan dasar pembuatan pakan lele.
Dengan melakukan
pengolahan lebioh lanjut, ampas Tahu
akan memiliki nillai ekonomis yang cukup tinggi. Pengolahan ampas Tahu dapat berupa kerupuk, makanan
ringan maupun bahan dasar pakan ikan. Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan
ampas Tahu merupakan pakan
alternatif yang sedang diminati para petani. Pakan ampas Tahu selain biaya produksinya rendah disbanding pakan sejenisnya,
pakan ampas Tahu ini juga dapat
mempercepat pertumbuhan ikan. Menurut hasil penilitian terbaru, karena proses
pembuatan pakan ampas Tahu dengan
fermentasi, dalam pakan ini mengandung yang alkohol. Kandungan alkohol dalam
pakan ampas Tahu ini dapat
menggantikan fungsi hormon untuk proses sexreversal untuk proses sex reversal.
Penggunaan
hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan akan memberikan dampak yang
kurang baik bagi konsumen pengkonsumsi daging ikan yang pembudidayaan secara
sex reversal dengan hormon untuk proses sexreversal. Dampak dari penggunaan
hormon untuk proses sexreversal ini antara lain jumlah hormon untuk proses
sexreversal dalam tubuh organisme penmgkonsumsi akan berlebih, sehingga sifat
kejantanan dari organisme akan lebih mendominasi. Hal ini sangat berbahaya bagi
manusia, misalnya wanita karena mengkonsumsi ikan yang disexreversal dengan
hormon dapat menghilangkan ciri kewanitaannya, begitu juga pada laki-laki.
Nilai Gizi Ampas Tahu
Ampas Tahu lebih tinggi kualitasnya
dibandingkan dengan kacang kedelai. Protein ampas Tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji
kedelai dalam keadaan mentah karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah
dimasak. Ampas Tahu juga mengandung
unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu: Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu
5-15 ppm, Co < 1 ppm dan Zn > 50 ppm.
Ampas Tahu dalam keadaan segar berkadar air
sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur
simpannya pendek. Ampas Tahu basah
tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari,
sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas Tahu
kering mengandung air sekitar 10,0-15,5% sehingga umur simpannya lebih lama
dibandingkan dengan ampas Tahu segar.
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi