Dalam pembenihan
rajungan, diperlukan beberapa ketentuan antara lain penyediaan induk rajungan
yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta kondisi lingkungan yang
sangat menentukan terhadap keberhasilan dari perbenihan rajungan di mana suhu,
salinitas, makanan, dan sistem pemeliharaan yang berbeda akan mengakibatkan
proses intermoult (lama antar pergantian kulit) dan waktu untuk metamorfosis 1
akan berbeda juga. Berikut beberapa keterangan tentang teknik pembenihan
rajungan.
MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI RAJUNGAN
Rajungan
(Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang
lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri
akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Rajungan
hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa
air. Dilihat dari sistematikanya, rajungan termasuk ke dalam :
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Branchyura
Famili : Portunidae
Genus : Portunus
Species : Portunus pelagicus
HABITAT RAJUNGAN
Induk rajungan
yang akan dipijahkan berasal dari alam yaitu di pantai bersubstrat pasir, pasir
berlumpur, dan di pulau berkarang. Induk rajungan yang mengandung telur banyak
terdapat pada bulan Maret sampai Mei dan pada bulan Juni sampai Agustus.
PERSIAPAN PEMBENIHAN
Induk rajungan
yang ditangkap dari alam kemudian ditempatkan pada bak beton tertutup dengan
kedalaman 50 cm, dan dilakukan pergantian air atau air mengalir. Pada bak induk
harus dihindari adanya alga karena akan mengganggu perkembangan telur.
Pengamatan akan perkembangan telur selalu dipantau setiap hari dan akan
terlihat perubahan warna telur dari orange ke coklat dan kemudian berwarna
hitam.
PENETASAN TELUR
Penetasan telur
biasanya akan terjadi pada waktu malam hari pukul 20.00 - 24.00, kemudian induk
diambil, dilanjutkan dengan menghitung larva, larva dipindahkan ke bak
pemeliharaan. Larva yang menetas diseleksi, larva yang kurang baik dengan
tanda-tanda kurang tertarik pada cahaya dan ukuran larva kecil < 0,65 mm
dibuang.
PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan
larva rajungan mempunyai masa stadia zoea yang lebih singkat yaitu hanya
mengalami 4 masa stadia zoea (Z1-Z4). lama perkembangan masa stadia zoea
sekitar 3-4 hari dalam kondisi suhu media air 20°C-25°C, stadia megalopa dan
crablet selama 5-7 hari.
Larva dipelihara
pada bak bulat yang ditempatkan di luar ruangan atau ruang kaca. Sumber air
yang baik digunakan dalam pemeliharaan larva rajungan berupa air laut yang
disaring dengan filter pasir yang kemudian disterilkan dengan sodium hipoklorit
dan dinetralkan dengan sodium tiosulfat.
Langkah yang
dilakukan dalam pemeliharaan larva rajungan yaitu menyiapkan bak dengan bak,
dengan memper tahankan suhu air yang konstan; salinitas air 30-33 ppt; pH air
sekitar 8-8,5; dan oksigen 15--20 L/ton/menit. Penebaran larva rajungan dapat
dilakukan dengan kepadatan 100 ind./L. Kepadatan optimal untuk produksi massal
Portunus pelagicus yang dipelihara dalam bak volume 400 liter adalah
berturut-turut untuk Zoea 1, 2, 3, dan 4 sebanyak 312.000, 294.000, 200.000,
dan 104.000 ekor, begitu juga pola pemberian pakan untuk bak tersebut adalah 2
x 1 juta artemia ditambah 2 x 10 g pakan tambahan. jenis makanan yang diberikan
dan caranya selama pemeliharaan larva sampai crablet rajungan berurutan berupa
rotifera, pakan tambahan, naupli artemia, dan ikan rucah yang diblender, Juwana
(2002) memberikan pola makan pada P. pelagicus berurutan berupa naupli artemia,
formulasi diet, dried mysid, dan kerang hijau cincang.
PENEBARAN BENIH
Kepadatan
optimal untuk produksi massal Portunus pelagicus yang dipelihara dalam bak
volume 400 liter adalah berturut-turut untuk Zoea 1, 2, 3, dan 4 sebanyak
312.000, 294.000, 200.000, dan 104.000 ekor.
Suhu optimal
untuk pemeliharaan zoea sekitar 30°C atau berkisar 27°C-32°C, sementara untuk
stadia megalopa sekitar 34°C, salinitas optimum untuk zoea sekitar 27-30 ppt.
Untuk stadia crablet membutuhkan air bersalinitas 28-32 ppt; dan suhu
28°C-30,5°C.
PEMANENAN BENIH RAJUNGAN
Setelah benih
mencapai stadia crablet maka rajungan dapat segera diangkut menuju
tempat pembesaran di tambak dengan kepadatan 150 ekor/liter dengan suhu air
15°C-19°C.
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan
Kabupaten Banyuwangi