Kamis, 12 April 2018

TEKNIK BUDIDAYA : IKAN SIDAT (ANGUILLA BICOLOR)



Ikan sidat (Anguilla bicolor), termasuk famili Anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, diberbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal nilai ekonominya bagus.
Gambar 1. Ikan Sidat (Anguilla bicolor)

Permintaan ekspor sidat terus meningkat, usaha budidaya Sidat masih sangat sedikit dan masih ada kendala dalam pengadaan benih ikan Sidat.. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah salah satu jenis ikan yang bentuknya mirip belut, tapi bedanya, ikan sidat hidup di air bukan di lumpur. Selain itu ikan sidat mempunyai sirip di dekat kepalanya. Untuk proses adaptasi kehidupan benih sidat atau glass eel, dari air laut menjadi air tawar, Donny menyediakan kolam khusus yang berisi air tawar yang kemudian di beri garam tanpa yodium, agar air menjadi payau.
Selanjutya, benih sidat dimasukan ke kolam air payau buatan itu. Setelah benih sidat beradaptasi hidup di air payau, baru dipindahkan di kolam air tawar. 
Proses adaptasi ini umumnya memakan waktu 1 bulan, dan dalam proses adaptasi ini, glass eel di beri makan cacing sutera, setelah beradaptasi dan terbiasa hidup di air tawar, sidat bisa dipindahkan di kolam pembesaran," jelas lelaki yang pernah bekerja menjadi TKI di Jepang ini, sambil memperagakan cara membuat air payau buatan di kolam budidaya sidatnya.
Agar cepat besar, ikan sidat di beri makan campuran tepung ikan dan vitamin. Dengan sirkulasi air yang bagus dan pakan yang bergizi, ikan sidat dapat di penen setelah berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun, tergantung besar kecil ukuran sidat yang diinginkan. Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu 15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budidaya masih baru di Indonesia. Budidaya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budidaya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia. Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar seharusnya pemerintah tanggap dengan kondisi seperti ini. 
Ikan sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata        Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000 -  Rp 175.000/kg.
Larva sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan ikan sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
Ikan sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam. Ikan sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).
Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door). Secara praktis ikan sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba jaring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya ikan sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.

Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat :
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih ikan sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan ikan sidat lokal, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian ikan sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemoglobinemie.
f. Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).

Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
  • Protein 47,93%
  • Lemak 10,03%
  • Seratkasar 8,00%
  • BETN 8,32%
  • Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan. Konversi pakan sebesar 1,96. Dengan konversi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas   9,64 %.
e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor. Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama 
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi


Selasa, 10 April 2018

PEMBERIAN KAPUR TERHADAP KOLAM BUDIDAYA



Air sebagai sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus ditanamkan pada segenap penggunaan air.

Kolam merupakan salah satu perairan tawar yang bersifat menggenang atau lentic water yang sengaja diciptakan dan dirancang sedemikian rupa untuk kegiatan budidaya perairan. Jenis biota yang dibudidayakan di dalam kolam dapat berupa ikan maupun udang. Kegiatan budidaya yang biasa dilakukan dapat berupa pembenihan maupun pembesaran.

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Adapun yang dapat dilakukan dalam mengelola kualitas ais suatu perairan pengelolaan tanah dasar, pengapuran, dan pemupukan. Banyak hal yang dapat dilakukan namun ketiga inilah hal mendasar yang wajib dilakukan.

Pemberian kapur selain dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH dasar kolam. Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan.

Gambar 1. Kapur Pertanian/Perikanan (Dolomit)

Tujuan penggunaan kapur adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian CaCO3 dalam suatu sampel untuk meningkatkan pH sehingga mendekati pH normal. 


Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2 dan kapur  tohor/kapur aktif (CaO). Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2. Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapuri lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.

Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi asam. Peningkatan kandungan alkalinitas total pada kolam pemeliharaan ikan dapat digunakan kapur pertanian. Kolam pemeliharaan ikan sebelum digunakan dilakukan proses pengapuran dengan menggunakan beberapa jenis batu kapur yang disesuaikan dengan kualitas tanah dasar kolam pemeliharaan.

pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Penulisan 0.000001 (bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut sehingga menjadi -6. Tanda “-“ (negatif) dibelakang angka tersebut yang dinilai kurang praktis, maka mengalikannya lagi dengan tanda - (minus) sehingga diperoleh angka positif 6. pH diartikan sebagai "-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H".

pH = - log (H+) Perlu diperhatikan adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya perbedaan kosentrasinya adalah 10 kali lipat. Apabila selisih angkanya adalah 2 maka perbedaan konsentrasinya adalah 10x10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0.00001 atau 1/100000 (seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000 (sepersejuta). Penurunan pH dari 6 ke 5 artinya kita meningkatkan kepekatan ion H+ sebanyak 10 kali lipat. Kalau kita misalkan pH itu gula, maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari pada sebelumnya.

Semua mahluk tidak dapat bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. Sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.

pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air, selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.

Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang asam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral. Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap gangguan terhadap pengubahan pH. Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Penambahan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral atau dengan melakukan penggantian air.

Reaksi tanah yang akan digunakan untuk media budidaya harus netral atau basa dan tidak bereaksi asam. Tanah yang baik untuk dijadikan media budidaya harus mempunyai pH kurang lebih 6,5-8,5. Potter (1977) menggolongkan tingkat keasaman tanah menjadi 3 kelompok, yaitu :
  1. Tanah bersifat agak basa
  2. Tanah yang produktif untuk dijadikan media budidaya adalah yang mempunyai pH netral sampai basa. Tanah demikian kaya akan garam nutrien yang dapat merangsang pertumbuhan klekap menjadi cepat. Klekap dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mempunyai kisaran pH antara 6,6-7,5. karena pada kisaran pH demikian, unsur hara dan kandungan phospor mencapai tingkat yang terbaik untuk pertumbuhan klekap.
  3. Tanah asam juga dapat terbentuk sebagai hasil pengendapan senyawa-senyawa tertentu. Proses pembentukan tanahnya sering di ikuti dengan terakumulasinya pyrit (FeS2), yaitu senyawa yang dapat menyebabkan keasaman tanah. Tanah yang mempunyai pH rendah akan menghasilkan pH air yang rendah pula. terjadinya efek pencucian yang menyebabkan pH tanah menjadi asam. Akibat yang timbul bila tanah terlalu asam adalah :
    • pH air menjadi rendah (berkisar 3-4)
    • Terjadi efek pencucian besi (Fe) dan Aluminium (Al)
    • Terjadi pengikatan unsur phospor (P) oleh besi dan aluminium sehingga pemupukan dengan phospor tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesuburan tanah.

Cara mengatasi tanah asam sulfat ialah dengan pemberian kapur. Fungsi pengapuran tersebut adalah :
  • Meningkatkan pH tanah dan air.
  • Membakar jasad-jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar.
  • Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus.
  • Memperbaiki kualitas tanah
  • Kapur yang berlebihan dapat mengikat phospat yang sanagt dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton.

Hubungan antara keasaman tanah dan tekstur tanah dengan jumlah kapur (CaO) yang dibutuhkan pada proses pengapuran :
Hasil pengapuran akan lebih baik jika dikombinasikan dengan alumunium [Al2(SO2)3. H2O]. Pemberian pupuk dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak ada angin, agar gumpalan-gumpalan yang telah terbentuk tidak lepas lagi. Pengapuran akan menjadikan susunan tanah menjadi lebih baik sehingga proses pertukaran dan peredaran udara di dalam tanah dapat berlangsung dengan baik. Pengapuran dapat merangsang aktivitas organisme tanah sehingga akan meningkatkan fungsi bahan organik dan nitrogen di dalam tanah. Jumlah kapur (CaO) yang ditaburkan pada proses pengapuran tanah dasar tambak tergantung dari tingkat kemasaman tanah.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi

Jumat, 06 April 2018

PEMBENTUKAN KOPERASI



PENGERTIAN KOPERASI
Secara etimologi koperasi berasal dari Bahasa Inggris cooperative yang berarti kerjasama. Jadi pengertian koperasi secara sederhana adalah organisasi atau perkumpulan orang yang bergabung secara sukarela dan mempunyai tujuan sama dalam memenuhi kebutuan serta salang bekerjasama.
Berdasarkan undang undang UU 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.


Gambar 1. Lambang Koperasi Indonesia

JENIS- JENIS KOPERASI
Koperasi menurut usahanya dapat di bedakan menjadi:
  1. Koperasi Produksi Contoh : koperasi pertanian, koperasi susu ( peternak), Koperasi perikanan dll
  2. Koperasi Konsumsi Contoh: Koperasi yang mengusahakan swalayan, toko dll
  3. Koperasi Jasa, Koperasi yang mengusahakan bisnis trasportasi misalnya :kopata, kobutri. Koperasi simpan pinjam dll
  4. Koperasi Serba UsahaKoperasi yang mempunyai banyak usaha

TUJUAN, FUNGSI DAN PERAN KOPERASI
Tujuan Koperasi
tercantum dalam UU No.25 Tahun 1992 mengenai Perkoperasian, Tujuan Koperasi yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pada Pacasila dan UUD 1945.

Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi dan peran koperasi tercantum dalam UU No. 25 Tahun 1992¸sebagai berikut :
  1. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
  2. koperasi untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
  3. koperasi untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
  4. koperasi untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama yang didasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

LANGKAH-LANGKAH PENDIRIAN KOPERASI
Perlu disadari pembentukan koperasi harus didasarkan kepada kebutuhan dan kesadaran. Sebelum mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu kita harus tahu hal-hal berikut.

Perlu apa tidak koperasi di daerah ini? Jika perlu kenapa?

Apakah sudah ada rencana usaha yang akan dijalankan?

Bagaimana persiapannya seperti modal, tempat usaha dan sebagainya?

Langkah 1 : Rapat Persiapan
Hal pokok yang harus di putuskan dalam rapat persiapan :

1. Ketentuan nama koperasi
  • Nama koperasi harus jelas lengkap dan mudah dibaca
  • Nama koperasi tidak boleh tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum kesusilaan dan perundang-undangan yang berlaku
  • Nama tidak boleh sama dengan nama organisasi massa, politik, agama, suku dan ras
  • Terdiri dari tiga suku kata
2. Menentukan Jenis Usaha Koperasi
3. Putuskan berapa besaran simpanan pokok, simpanan wajib,dan modal koperasi
4. Pemilihan pengawan dan pengurus untuk pertama kalinya (pengurus dan pngawas harus berjumlah ganjil)
5. Putuskan jangka waktu beridirnya koperasi (tertbatas/tidak terbatas)
6. Masa jabatan pengawas dan pengurus koperasi

Langkah 2 : Mencari Notaris Pembuat Akta Koperasi
  • Menyerahkas hasil rapat persiapan kepada notaris
  • Notaris membuat draft Anggaran Dasar berdasarkan rapat persiapan
Langkah 3 : Rapat Pembentukan
  • Rapat Pembentukan Koperasi harus dihadiri oleh para anggota pendiri koperasi (min 20) orang dan boleh mengundang Pemerintah Pusat atau Daerah yang membidangi Perkoperasian
  • Pejabat Pemerintah mendengarkan Draft Anggaran Dasar yang dibacakan pihak koperasi pendiri atau Notaris
Langkah 4 : Pembuatan Akta Koperasi
Akta Koperasi dibuat oleh Notaris (Kepmen 98 tahun 2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi) dan pejabat menyaksikan penandatangan akta dokumen pendirian.

Langkah 5 : Pengajuan Pengesahan Koperasi
Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :
  • Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan   permohonan pengesahan akta pendirian secara tertulis kepada diajukan   kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan  melampirkan :
  • Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya bermaterai)
  • Berita acara rapat pendirian koperasi
  • Surat undangan rapat pembentukan koperasi
  • Daftar hadir rapat.
  • Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
  • Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat hidup).
  • Rencana awal kegiatan usaha koperasi
  • Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah.
  • Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah.
  • Mengisi formulir isian data koperasi.
  • Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.
  • Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah).
  • Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.
  • Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi.
  • tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan
  • tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
  1. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung  sejak penerimaan permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban pengesahannya.
  2. JIKA DITOLAK dikarenakan berkas belum lengkap atau adanya perbaikan akta. Terhadap penolakan tersebut para pendiri dapat mengajukan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu 1 bulan.



Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi


Selasa, 03 April 2018

TEKNIK BUDIDAYA : IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)



Ikan nilem adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang belum banyak di budidayakan di berbagai wilayah dan saat ini ikan nilem baru banyak dikembangkan didaerah tasikmalaya.
Ikan nilem ini mempunyai cita rasa yang sangat sepesifik dan gurih disbanding ikan air tawar lainnya karena ikan ini mengandung sodium glutamat dalam daging yang terbentuk alami yang mungkin disebkan pengaruh kebiasaan makan  pakan alami phito dan zoo plankton terutama ganggang yang tumbuh akibat pemupukan kolam.
Menurut jangkaru (1989), ikan nilem tahan terhadap penyakit, ikan nilem termasuk dalam kelompok omnivora,  di alam makanannya berupa periphyton dan tumbuhan penempel dengan demikian ikan nilem dapat berfungsi sebagai pembersih jaring apung. Potensi lain yang dimiliki  ikan nilem sampai saat ini telurnya yang sangat digemari oleh masyarakat karena cita rasanya yang gurih dan telur ikan nilem ine telah di ekspor ke Negara lain seperti Singapura, Taiwan, Malaysia dan Hongkong yang katanya sebagai pengganti kapier dan sebagai bahan pembuat saos. 
Ikan nilem juga diolah menjadi dendeng, abon, pepes dan snek ikan (baby fish) terutama yang mempunyai ukuran 5-7 gram.
Dengan pertimbangan keunggulan komperatif tersebut diatas ikan nilem sangat memungkinkan  sekali untuk dibudidayakan dan dikembangkan diberbagai wilayah.


Gambar 1. Ikan nilem (Osteochilus vittatus)


MEMILIH INDUK YANG BAIK 
Sebelum dilakukan pemijahan pemilihan induk adalah faktor penting. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh kualitas induk dan lingkungan pemijahan induk harus memenuhi persyaratan yaitu:
Betina : Umurnya mencapai 1-1,5 tahun, berat badan sekitar 100 gram, bila diurut pelan-pelan ke arah genital ikan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.
Jantan : Perut mengembung dan terasa empuk ketika diraba, 8 bulan berat badan sekitar 100 gram, bila diurut perlahan-lahan kearah genital induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu, dengan menejemen induk yang lebih intensif rematurasi induk ikan nilem diperlukan waktusekitar 3 bulan, dan dengan pakan yank intensif protein 30-42% sangat bagus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas telur dan benih yang dihasilkan.

PEMIJAHAN BUATAN 
Metoda pemijahan ini adalah dengan penyuntikan menggunakan hormone reproduksi pada ikan jantan dan betina dengan tujuan agar menghasilkan pemijahan yang serentak dibandingkan dengan tanpa penyuntikan. 
Sistem ini akan memberikan hasil anakan yang dihasilkan lebih seragam dan akan memudahkan pemeliharaannya. Penyuntikan untuk ovulasi, menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0.3 ml/kg bobot ikan diberikan satu kali, sirip punggung. Pengeluaran telur (ovulasi) terjadi 9-11 jam setelah penyuntikan dan biasanya terjadi pada kisaran suhu air inkubasi 21-25°C.
Untuk mendapatkan jumlah sperma yang lebih banyak dapat dilakukan penyuntikan pada ikan jantan dengan ovaprim dosis 0.2 ml/kg dari bobot ikan. Pengeluaran sperma dilakukan sebelum pengeluaran telur (stripping betina), selanjutnya sperma diawetkan dalam larutan fisiologis atau larutan infuse NaCI 0.9% d encerkan 100 kali dan disimpan pada suhu antara 4-5°C (Legendre et al.1998), Pada kondisi demikian sperma nilem dapat bertahan hingga 8-12 jam dengan viabilitas > 80%.

PERSIAPAN PEMIJAHAN 
Mengkoleksi telur dengan melakukan pemijahan atau “stripping” pada bagian perut ikan betina yang sudah di ovulasi.
  1. Setelah diketaui terjadi ovulasi dibiarkan sekitar 30 menit - 1jam.
  2. Melakukan stripping dan telur ditampung dalam wadah/Waskom.
  3. Selanjutnya telur dan sperma dicampurkan dalam wadah dan diaduk secara perlahan menggunakan bulu ayam agar pembuahan dapat merata.
  4. Tambahan air sumber yang bersih sebayak 1-2 kali volume telur untuk mengaktifkan sperma.
  5. Proses pembuahan berlangsung selama 0.5 menit, setelah itu dilakukan pembilasan dengan air bersih untuk membuang sisa sperma yang mati.
  6. Telur yang dibuahi beri tanda dg inti telur berkembang 3-5 kali dari diameter awal dan berwarna transparan. Melakukan aerasi selama 24 jam digunakan sebagai media penetasan.
  7. Melakukan inkubasi telur dengan cara menebarkan telur kedalam akuarium.
  8. Telur yang dibuahi menetas dala, 23-27 jam pada suhu inkubasi 21-27°C. Penetasan dapat juga dilakukan didalam corong penetasan system air mengalir.

PEMELIHARAAN LARVA 
Pemeliharaan larva setelah menetas, larva siap diberi pakan dengan nauvili artemia setelah berumur 3-4 hari, dengan frekuensi setiap 4 jam. Selama 5 hari setelah itu ikan bias diberikan pakan buatan selama 15 hari dalam akuarium, setelah itu benih dideder kekolamk pendederan yang sudah dilakukan pemupukan, dengan pupuk TSP dan Urea masing-masing 10 g/m³, dilakukan pemupukan sebanyak ½ dosis dari pemupukan , selama pemeliharaan benih ikan diberikan pakan buatan sebanyak 4% dari bobot biomassa.
Pendederan ini berlangsung selama 3 bulan, biasanya dicapai ukuran benih 5-7 cm atau sekitar 5 gram dan siap dipanen. Hasil pemanenan ini benih diolah menjadi snek ikan/babyfish atau dibesarkan ke kolam pembesaran.
Demikian artikel tentang budidaya ikan nilem yang sangat mudah dan gampang, semoga panduan lengkap budidaya ini bisa bermanfaat bagi pembudidaya ikan nilem.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi