Jumat, 21 Juni 2019

PEMBESARAN IKAN KOI (Cyprinus Carpio)


Pada kegiatan pembesaran Ikan Koi penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu induk dipindahkan ke tempat lain atau telur dipindahkan ke kolam penetasan. Agar telur menetas dengan baik maka telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin penetasan akan berlangsung lama, sedangkan jika suhu terlalu tinggi telur bisa mati dan membusuk (Putranto, 1995). Dalam keadaan normal  telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Setelah menetas, kakaban kemudian diangkat dan dipindahkan ke tempat lain.                                                                                                                                                         
Budidaya Ikan Koi
                                                                                  
Perawatan Benih
Telur yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan makanan dan akan bertahan 2-3 hari. Setelah persediaan kuning telur habis maka benih membutuhkan pakan alami berupa udang renik atau kutu air (Hikmat, 2002). Dua atau tiga hari kemudian benih akan sudah mulai berenang dan bisa dipisahkan ke kolam pemeliharaan.
Sebelum digunakan kolam pemeliharaan benih harus dikeringkan dulu selama dua hari dan disemprot dengan pestisida agar hewan lain yang dapat mengganggu akan mati. Sebelum benih dipindahkan pada kolam sebaiknya seminggu sebelumnya sudah ditumbuhi pakan alami.

Seleksi Benih
Penyeleksian benih dilakukan setelah benih berumur satu sampai dengan tiga bulan, penyeleksian tersebut dapat dilakukan 3 atau 4 kali. Seleksi benih yang pertama yaitu benih dipisahkan berdasarkan ukurannya. Selanjutnya seleksi yang kedua dilakukan untuk menentukan pola warna dan kualitas secara keseluruhan (Susanto, 2000). Secara umum benih yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a. Badan dan siripnya normal, tidak cacat.
b. warna badannya sudah nampak menonjol, sesuai dengan varietasnya.
c. Warna putih, merah hitam atau kuning nampak jernih tidak tercampur dengan warna lain.

Parameter Kualitas Air        
Air merupakan media paling penting bagi kehidupan ikan. Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya. Beberapa parameter kualitas air yang perhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Suhu
Ikan koi merupakan termasuk hewan berdarah dingin, sehingga temperatur tubuhnya tergantung pada suhu air sebagai lingkungan hidupnya. Ikan Koi dapat hidup pada kisaran suhu 0-350 C, tetapi pada suhu yang terlalu ekstrem (misalnya 00 C) ikan akan berhenti makan dan sistem kekebalan tubuhnya akan hilang. Sedangkan suhu yang ideal untuk Koi adalah 15-250C (Hikmat, 2002). Perubahan suhu yang terlalu drastis dapat menimbulkan gangguan terhadap laju respirasi, aktivitas jantung, aktivitas metabolisme dan aktivitas lainnya dan jika suhu terlalu tinggi ikan akan kekurangan oksigen dan sistem enzim tidak dapat berfungsi dengan baik yang dapat menyebabkan timbulnya stres (Afrianto dan Liviawaty, 1992).

Derajat Keasaman (pH)
Sebagian besar ikan dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan perairan yang mempunyai derajat keasaman (pH) berkisar antara 5-9 (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Menurut Hikmat (2002), pH yang ideal untuk ikan Koi agar tumbuh sehat yaitu berkisar 6,5-8,5. Pada malam hari biota dalam air akan melakukan proses respirasi dan menghasilkan carbon monoksida (CO) yang dapat menurunkan pH, sedangkan pada siang hari alga akan melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen dan menetralkan pH air oleh karena itu pH air pada pagi hari cenderung rendah sedangkan pada siang hari pH cenderung lebih stabil. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan ikan Koi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh pH terhadap kehidupan ikan
Kisaran pH
Pengaruh terhadap ikan
4 – 5
5 - 6,5
6,5 - 9
> 11
Tingkat keasaman yang mematikan dan tidak ada reproduksi
Pertumbuhan lambat
Baik untuk reproduksi
Mematikan
Sumber : (Afrianto dan Liviawaty, 1992)

Kelarutan Oksigen (DO)
Oksigen adalah salah satu faktor pembatas yang penting dalam budidaya ikan. Kandungan oksigen yang baik untuk Ikan Koi adalah berkisar 5-7 ppm, pada kondisi tersebut koi akan merasa cukup mendapatkan oksigen sehingga koi dapat bergerak santai, tidak gelisah dan responsif terhadap pakan. Jika oksigen kurang dari 5 ppm akan menyebabkan ikan sulit bernafas, tidak mau makan dan mengakibatkan koi menjadi kurus dan sakit (Amri dan Khairuman, 2002).

Amonia
Konsentrasi amonia dapat terjadi karena pengeluaran hasil metabolisme, proses dekomposisi dari sisa pakan atau plankton yang mati. Konsentrasi amonia dibawah 0,02 ppm relatif aman, sedangkan jika di atas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan. Konsentrasi amonia di atas 0,3 ppm akan mempercepat kerusakan insang sehingga akan kesulitan mengambil mengambil oksigen dari lingkungannya. Peningkatan konsentrasi amonia akan menjadi lebih berbahaya apabila terjadi pada pH tinggi atau konsentrasi oksigen rendah (Afrianto dan Liviawaty, 1992)    

Pengendalian Air Media Pemeliharaan
Dua puluh persen dari kegiatan budidaya ditentukan oleh kualitas air, dan selebihnya ditentukan oleh faktor lainnya. Ada empat cara untuk menjaga kualitas air  agar tetap dalam kondisi baik (Hikmat, 2002).
a. Mengganti Air Secara Rutin
Penggantian air dilakukan dua minggu sekali secara rutin. Penggantian air bertujuan untuk membuang zat-zat beracun dan sisa-sisa makanan yang terdekomposisi yang dapat membahayakan bagi ikan.
b. Membersihkan Kolam
Pembersihan kolam dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan sifon, serok dan pompa. Penyiponan berfungsi untuk menyedot kotoran lembut atau lumpur yang mengendap di dasar kolam. Alat untuk penyiponan dengan menggunakan slang. Serok digunakan untuk membersihkan puing-puing dan dedaunan yang jatuh kedalam kolam, juga untuk membersihkan buih dan lumut yang mengambang di permukaan air. Serok yang baik terbuat dari kain trilin, karena bahan tersebut sedikit menyerap air. Sedangkan pompa digunakan untuk membersihkan kolam. Fungsi pompa selain untuk mengeluarkan air dan kotoran yang mengendap, juga untuk menambah aerasi kolam jika pompanya dilengkapi batu terjunan.  Jika pompa hanya digunakan untuk membersihkan kolam saja, sebaiknya dioperasikan pagi hari.
c. Menyaring Air
Kolam hendaknya dilengkapi dengan filter empat lapis yang dapat bekerja secara mekanis. Penyaring pertama berguna untuk menyaring sampah dan lumpur, bahan yang biasa digunakaan adalah kerikil, pasir dan ijuk. Penyaring kedua menggunakan karbon aktif berupa zeolit, yang berfungsi untuk menghilangkan racun, bau tidak sedap, dan membunuh bibit penyakit. Penyaring ketiga menggunakan bahan berupa pestisida yang tidak mematikan bakteri pengurai tapi dapat mengikat mengikat bakteri pengurai yang berperan dalam proses penjernihan air. Penyaring keempat menggunakan tanaman atau bebatuan yang dapat mengikat kotoran.
d. Pemberian Obat Pengikat Dalam Air
Pemberian obat pengikat pada kolam bertujuan untuk mengikat kotoran yang hancur sehingga akan menjadi gumpalan yang mudah disedot atau disifon dan untuk menetralisir air yang sudah terlalu basa. Bahan yang digunakan misalnya dengan Aquadien atau Aquavital.

Pengelolaan Pakan
Ikan Koi bersifat omnivor, artinya hewan pemakan segala jenis pakan. Pakan yang baik adalah pakan yang mampu meningkatkan kualitas warna, mempercepat pertumbuhan, dapat menangkal bibit penyakit dan dapat membantu pembentukan warna tubuhnya (Effendy, 1993). Pakan yang diberikan harus mempunyai kandungan gizi yang seimbang. Keseimbangan gizi diatur berdasarkan ukuran tubuh, usia, kematangan koi dan suhu air. Pemberian pakan yang berlebihan akan berpengaruh kurang baik, tubuh menjadi cepat gemuk dan mudah terserang penyakit. Begitu juga sebaliknya jika kekurangan pakan dapat menyebabkan tubuh menjadi kurus, kualitas warna kurang baik,  pertumbuhannya lambat dan mudah terserang penyakit.
Sebelum dilakukan pemberian pakan sebaiknya pakan direndam terlebih dahulu dalam air selama satu menit, sehingga akan memudahkan dalam proses pencernaan. Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan berat dan ukuran ikan. Frekuensi bemberian pakan dapat dilakukan sebanyak dua kali sehari pada pagi dan siang atau sore hari. Idealnya pakan diberikan tiga jam setelah matahari terbit dan tiga jam sebelum matahari terbenam. Sebaiknya pemberian pakan tidak terlalu pagi atau terlalu sore, karena kandungan oksigen dalam air sedikit sedangkan setiap setelah koi makan membutuhkan oksigen yang lebih banyak dari keadaan biasanya (Hikmat, 2002).
Tabel 3. Jumlah pemberian pakan
Ukuran ikan
Jumlah pakan per hari (% berat badan)
Baru menetas >2 cm
Anakan (berat 3gr, panjang 2-4 cm)
Sedang (berat 10 gr, panjang 5 cm)
Dewasa (berat 100gr, panjang 12 cm)
15-20 %
10-15 %
5 %
2 %
Sumber : Hikmat, 2002



DAFTAR PUSTAKA


Afrianto, D. dan E. Liviawati. 1990.  Budidaya Mas Koki dan Pemasarannya. Kanisius. Yogyakarta.  

Afrianto, D. dan E. Liviawati. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Jakarta.  

Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Amri, K. dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit Pada Ikan Mas    dan      Koi. Agromedia. Jakarta.

Bachtiar, Y. 2004. Ikan Hias Air Tawar Untuk Ekspor.  Agromedia. Jakarta.

Ditjenkanbud (Direktorat Jendaral Perikanan Budidaya). 2006. Kebijakan dan       Program Prioritas Tahun 2007. Ditjen     Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan

Effendi, M.I. 1979.  Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.

Effendy, H. 1993. Mengenal Bebeberapa jenis Koi. Kanisius. Jakarta.

Hikmat, K. 2002. Koi Siikan Panjang Umur. Agromedia. Jakarta.

Hardjo, B. 2004. Pemijahan Ikan Koi Secara Alami. http://www. Blitar koi. Info Pusat informasi dan penjualan.go.id.
\
Khairuman, Dodi Sutenda dan Bambang Gunadi. 2002. Budidya Ikan Mas Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Pasaribu, A. 1993. Analisa Budidaya Udang intensif dan Semi Intensif. Budidaya Pantai Maros Sulawesi Selatan.

Putranto, A. 1995. Budidaya Produktif Ikan Mas. Karya Anda. Surabaya.

Ria, A. 1995. Seleksi Induk Koi dari Tiga Tipe Pola. Pusat Informasi Pertanian (PIP).        DEPTAN.

Ryanto. 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Rausin. 2003. Manajemen Pembesaran Kerapu Macan di Keramba Jaring  Apung.
Loka Budidaya Laut Batam. Batam. Hal 1-47.

Soeharto. 1999. Manajemen Proyek dari konseptual Sampai Operasional. Erlangga.
Sudarsono dan Sudjiharno. 1998. Analisa Usaha Skala Menengah. Pembenihan Ikan Kerapu macan. Ditjenkan. Balai Budidaya Laut Lampung.

Sukamajaya, Suharjo dan Aminudin. 2004. Pengembanagan Rekayasa    Reproduksi Benih Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio). BBAT  Sukabumi.

Sutisna, D. H. dan Ratno Sudarmanto. 1995.  Pembenihan Ikan Air  Tawar.         
Kanisius. Jakarta.

Susanto, H. 2002 . KOI. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suseno, D. 2002. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Utami. 1995. Pembenihan Ikan Koi Juara. Pusat Informasi Pertanian (PIP).  DEPTAN


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Kab. Banyuwangi