Selasa, 15 Mei 2018

TEKNIK BUDIDAYA : IKAN GURAME (OSPHRONEMUS GOURAME)


Budidaya ikan gurame (Osphronemus gourame) tidak semudah budidaya ikan mas dan nila. Meski dapat memijah secara alami, ikan ini perlu penanganan khusus, terutama pada saat pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Namun demikian, budidaya ikan gurame telah berhasil dikembangkan, karena peluang usahanya tetap menjanjikan.
Gambar 1. Ikan Gurame


Pematangan Gonad
Pematangan gonad ikan gurame bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 40 ekor induk ukuran 2,5 – 4 kg; beri pakan tambahan berupa daun talas sebanyak 2 persen dan 1 persen setiap hari.

Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : berdagu menonjol, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan.

Pemijahan
Pemijahan ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Kolam tersebut harus jauh dari keramaian. Caranya : siapkan kolam ukuran 50 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang 4 buah sosog (sarang terbuat dari bambu atau tempat sampah plastik) di empat sudut kolam; masukan 30 ekor induk betina; pasang empat buah rak bambu 5 cm di atas permukaan air; letakan ijuk atau sabuk kelapa sebagai bahan sarang; masukan pula 10 ekor induk jantan; ambil sarang sudah berisi telur (biasanya sarang sudah tertutup dengan ijuk atau sabuk kelapa dan air sekitar sarang berminyak); tetaskan di tempat penetasan.

Penetasan dalam akuarium
Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.

Penetasan dalam baskom plastik
Penetasan telur ikan gurame bisa juga dilakukan di baskom plastik. Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 50 liter); keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.

Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 10.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 8.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 6.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus gurame); panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg.

SUMBER:
http://bdp-unhalu.blogspot.coM
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net


Firman Pra Setia Nugraha,S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kab. Banyuwangi

Minggu, 13 Mei 2018

TEKNIK PENGOLAHAN : OTAK-OTAK IKAN BAKAR


Otak-otak merupakan produk olahan dari daging ikan lumat yang sudah dikenal masyarakat. Terdapat dua jenis olahan yaitu : Otak-otak yang dibungkus dengan daun pisang dan otak-otak tanpa dibungkus daun pisang yang biasanya ditambahkan dengan sayuran (wortel, daun bawang, bawang bombay). Dapat langsung digoreng / dikukus terlebih dahulu sebelum digoreng. Sedangkan otak-otak yang dibungkus dengan daun pisang pada umumnya dibakar atau dipanggang.

Gambar 1. Otak-otak ikan bakar


Berikut bahan dan cara pembuatan otak - otak ikan bakar :

1. Bahan
  • 500 gr daging ikan yang sudah dihaluskan
  • 50 gr tepung tapioka   
  • 20 gr tepung terigu (1 sdm)

Gambar 2. Bahan Otak-Otak Ikan Bakar

2. Bumbu-bumbu dan bahan lain
  • 1 sdt garam
  • 1 sdm gula halus
  • 4 siung bawang putih, dihaluskan
  • Santan kental secukupnya
  • ½ sdt merica halus
  • 1 btr putih telur
  • 2 tangkai daun bawang dipotong halus
  • Daun pisang untuk membungkus

 
Gambar 3. Bumbu Otak Otak Ikan Bakar


3. Cara membuat
  1. Campurkan daging ikan dengan garam, aduk / uleni hingga merata.
  2. Tambahkan putih telur, aduk hingga rata, kemudian masukkan bawang putih, merica, gula halus campuran tepung, uleni hingga rata. 
  3. Tambahkan santan kental secukupnya uleni kembali sampai adonan kalis. Taburkan daun bawang dan aduk kembali.
  4. Ambil ½ sendok makan adonan, dibungkus dengan daun pisang yang diolesi dengan minyak.
  5. Panggang diatas api hingga matang.


4. Saus kacang 
  • 250 gr Kacang tanah sangrai  
  • 15 butir Kemiri sangrai   
  • 6 buah Cabe rawit   
  • 15 buah Cabe merah   
  • 6 sdm Cuka     
  • Garam dan gula pasir secukupnya
  • 1000 ml Air hangat    
  • Semua bahan dihaluskan dan dimasak hingga mendidih.


Gambar 4. Bahan Saus Kacang Otak Otak Ikan



Firman Pra  Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi





Sabtu, 05 Mei 2018

TEKNIK PENGOLAHAN : ABON IKAN


Abon ikan merupakan suatu proses pengawetan ikan dengan menggunakan kombinasi antara perebusan/pengukusan dan penggorengan serta penambahan bumbu-bumbu tertentu. Produk yang dihasilkan mempunyai tekstur yang lembut, rasa dan aroma yang khas. Abon ikan bisa digunakan untuk makan nasi, teman makan roti, dll. Berbagai jenis abon sudah banyak beredar di pasaran. Terutama yang sering kita lihat adalah abon sapi. Bagaimana dengan abon ikan? Sangat jarang kita jumpai di toko-toko atau di pasaran lainnya, meskipun ada yang hanya sedikit. Kandungan protein dalam daging ikan yang tinggi seharusnya bisa mendongkrak minat kita untuk mengkonsumsi ikan. Amis? Tentu saja itu hal biasa, namanya juga ikan. Namun dengan berbagai teknik pengolahan hal ini tak perlu jadi masalah. Karena dengan diolah menjadi berbagai bentuk produk, amis bisa dihilangkan sehingga bisa menambah selera mengkonsumsinya. Abon salah satunya. 

Gambar 1. Abon Ikan


Bentuk produk abon ikan tak jauh beda dengan abon sapi umumnya. Bedanya hanya pada bahan baku saja. Sapi tentunya sarat dengan lemak. Sedangkan ikan rendah kandungan lemaknya, malah tinggi proteinnya. Masyarakat jaman sekarang lebih cenderung suka dengan sesuatu yang beda dan baru. Abon ikan meski masih sedikit beredar dan belum banyak yang mengenalnya, tidak menutup kemungkinan jika kita sebagai masyarakat perikanan berusaha mengenalkannya pada masyarakat lain.

BAHAN - BAHAN
Pada umumnya abon ikan dibuat dari daging ikan cakalang / tongkol, tuna, dan ikan cucut. Apabila menggunakan ikan cucut, setelah ikan disiangi, kemudian dipotong-potong sebaiknya direndam dalam air bersih (kalau bisa air yang mengalir) untuk menghilangkan bau amoniak (NH3).

Gambar 2. Jenis Ikan untuk Abon



BUMBU
Bumbu-bumbu yang digunakan untuk membuat abon ikan, ketumbar, bawang merah, bawang putih, jahe, asam, garam, gula merah akan memberikan rasa yang khas pada abon ikan. Bumbu-bumbu tersebut selain memberikan rasa pada abon ikan, juga berfungsi sebagai bahan pengawet. Abon ikan dapat bertahan sampai beberapa bulan  (3 – 4 bulan).
Bumbu-bumbu dan prosentase pemakaiannya adalah sebagai berikut : 
  • garam 3% (1 sendok makan peres)
  • gula merah 30% – 50% (300 – 360 gram)
  • ketumbar 30% (5 sendok makan)
  • bawang merah 25% (250 gr)
  • minyak goreng 1 kg
  • bawang putih 3% (10-15 siung / 30 gr)
  • asam 1% (10 gr)
  • jahe 2% (25 gr)
  • seraih / kamijara 3 tangkai 
  • laos 1% (25 gr)

Gambar 3. Bumbu-bumbu untuk membuat abon ikan


Prosentase bumbu-bumbu tersebut adalah dari berat daging ikan yang telah dicabik-cabik (serpihan). Selain bumbu-bumbu, dalam pembuatan abon ikan kadang-kadang digunakan pula santan kelapa yang kental. Tetapi abon tersebut tidak tahan lama, bila disimpan akan mengalami ketengikan (rancidy).

ALAT
Berikut alat - alat yang digunkan untuk membuat abon ikan :
  • Pisau
  • Sendok
  • Langseng
  • Kompor 
  • Irus 
  • Telenan 
  • Cobek, layah 
  • Press Abon 
  • Pan plastic 
  • Wajan

Gambar 4. Peralatan untuk membuat abon ikan


CARA MEMBUAT
  1. Ikan disiangi yaitu dipotong kepala, dibuang isi perut dan dipotong-potong melintang untuk memudahkan pengukusan, kemudian dicuci sampai bersih.
  2. Ikan dikukus sampai matang, pisahkan dari tulang dan duri, kemudian dicabik-cabik hingga menjadi serpihan-serpihan daging kecil-kecil.
  3. Bumbu-bumbu dihaluskan, lalu dicampurkan dengan daging hingga merata dan diamkan beberapa saat (pembaceman).
  4. Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu lalu digoreng dengan minyak panas hingga berwarna kuning kecoklatan.
  5. Setelah abon diangkat dari wajan, kemudian dimasukkan ke dalam alat press, dan ditekan-tekan sampai minyaknya keluar (sampai tuntas). Kemudian abon dapat dikeluarkan dengan menggunakan garpu. Lalu tambahkan bawang goreng pada abon yang telah matang.
  6. Dinginkan dan abon dikemas atau siap disajikan.




Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi

Rabu, 02 Mei 2018

PAKAN IKAN DENGAN AMPAS TAHU


Tahu tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, makanan ini merupakan lauk-pauk sehari-hari dan memiliki kandungan protein tinggi. Tahu terbuat dari kedelai yang diolah dengan cara digiling dan direbus, serta memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi. Dan bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi Tahu disebut ampas Tahu. Ampas Tahu sering menjadi masalah di lingkungan industri pembuatan Tahu karena ampas Tahu ini merupakan limbah produksi. Walaupun dianggap limbah, ampas Tahu dapat diolah menjadi makanan, masakan ataupun pakan bagi ikan lele. Khususnya, pengolahan ampas Tahu menjadi pakan ikan lele menggunakan proses fermentasi sehingga dalam pakan ampas Tahu mengandung alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas Tahu berfungsi sebagai pengganti hormon untuk proses sexreversal, karena penggunaan hormon untuk proses sex reversal berdampak kurang baik pada pengkonsumsi ikan yang disexreversal tersebut.

Gambar 1. Ampas Tahu


Tahu sebagai lauk pauk dan makanan kecil yang bergizi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dengan memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi pada ampas Tahupun masih memiliki kegunaan yang cukup baik bagi ikan.
Kedelai merupakan bahan dasar pembuatan Tahu. Kedelai yang digunakan dalam pembuatan Tahu ini, tidak kesemua bagiannya dapat diolah menjadi Tahu. Bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi Tahu, disebut ampas Tahu. Di industri–industri Tahu, ampas Tahu dianggap limbah dan tidak memilliki nilai ekonomis, sehingga banyak sekali industri Tahu yang membuang ampas Tahu dsembarang tempat tanpa ada pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan harga jual ampas Tahu. Hal inilah yang kemudian hari menimbulkan masalah sosial yang seakan susah untuk terselsaikan.
Padahal dengan melakukan pengolahan lebih lanjut, ampas Tahu akan menjadi barang yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ampas Tahu dapat diolah menjadi kerupuk ampas Tahu maupun pakan buatan ikan yang berbahan dasar ampas Tahu. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi pada kedelai, jelas ampas Tahu juga memiliki kandungan protein yang tinggi pula. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, energi, dan lain–lain.
Pengolahan ampas Tahu sebagai bahan dasar pakan buatan untuk ikan lele, sekarang ini sedang dikembangkan dan diterapkan pada budidaya lele, khususnya budidaya lele organik. Ampas Tahu selain memiliki kandungan protein yang tinggi, juga harga bahan, biaya produksi, dan proses produksinya murah meriah. Menurut Setyono (2010;2), harga per kilogram ampas Tahu ialah Rp. 500;- dan pembuatannya pun relatif mudah jika dibandingkan dengan pembuatan pakan sejenisnya.
Pembuatan pakan dari ampas Tahu menggunakan proses fermentasi. Proses fermentasi ialah proses penguraian struktur bahan organik dan pengawetan suatu bahan dengan bantuan fungi atau cendawan dan bakteri. Selain menguraikan bahan organik, hasil dari proses fermentasi juga menghasilkan kandungan alkohol dalam ampas Tahu tersebut. Kandungan alkohol yang dihasilkan pada proses fermentasi ampas Tahu, lebih kecil jika dibandingkan dengan kandungan alkohol pada proses fermentasi bahan lainnya seperti anggur, beras ketan dan lain – lain.
Kandungan alkohol yang terdapat dalam ampas Tahu ini, memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya ialah pakan berbahan dasar ampas Tahu tidak boleh diberikan pada organisme yang akan dijadikan indukan maupun calon induk, hal ini akan menetralkan gonad sang calon induk. Dan adapun kelebihannya ialah pakan ini dapat digunakan sebagai bahankimia alternatif pengganti hormon tirosin untuk proses sexreversal. Hormon untuk proses sexreversal sangat berbahaya penggunaannya dan sekarang ini telah dilarang penggunaannya. Penggunaan hormon untuk proses sexreversal dalam proses sexreversal akan berakibat fatal bagi yang mengkonsumsi ikan yang telah disexreversal, terutama wanita, karena dapat merangsang peningkatan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan. Sexreversal bertujuan untuk menyamakan gender ikan budidaya agar pertumbuhan ikan budidaya menjadi lebih cepat.
Pemberian pakan ampas Tahu ini, hanya dapat diberikan pada ikan untuk pembesaran dan sexreversal saja. Pakan ini sangat disukai oleh ikan lele, hal ini dengan yang diungkapkan Setyono (2010;5) ikan lele sangat menyukai pakan yang berbahan dasar ampas Tahu karena pakan ini memiliki aroma yang sama dengan pakan buatan pabrik ternama (pakan buatan yang digemari ikan lele) dan juga kandungan proteinnya tinggi.
Pakan ampas Tahu yang diberikan kepada ikan lele, menurut penilitian terbaru, pakan ini dapat menyamakan pertumbuhan ikan sekitar 80 %. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada ikan lele. Pemberian pakan ampas Tahu merupakan pakan pokok dalam budidaya, sedangkan untuk pakan tambahan digunakan pakan buatan pabrik.
Pakan berbahan dasar ampas Tahu memiliki banyak kelebihan, diantaranya mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah ampas Tahu, mengurangi biaya produksi budidaya, dan sebagai bahan alternatif yang aman untuk proses sexreversal. Untuk mengembangkan pemanfaatan ampas Tahu sebagai pakan buatan untuk ampas Tahu, perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada masyarakat dan industri Tahu. Perhatian tersebut dapat dalam bentuk pelatihan-pelatihan maupun penyuluhan. Tidak hanya itu sebaiknya pemerintah juga menbimbing kelompok tani pembudidaya ikan lele untuk memanfaatkan ampas Tahu sebagai bahan dasar pembuatan pakan lele.
Dengan melakukan pengolahan lebioh lanjut, ampas Tahu akan memiliki nillai ekonomis yang cukup tinggi. Pengolahan ampas Tahu dapat berupa kerupuk, makanan ringan maupun bahan dasar pakan ikan. Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas Tahu merupakan pakan alternatif yang sedang diminati para petani. Pakan ampas Tahu selain biaya produksinya rendah disbanding pakan sejenisnya, pakan ampas Tahu ini juga dapat mempercepat pertumbuhan ikan. Menurut hasil penilitian terbaru, karena proses pembuatan pakan ampas Tahu dengan fermentasi, dalam pakan ini mengandung yang alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas Tahu ini dapat menggantikan fungsi hormon untuk proses sexreversal untuk proses sex reversal.
Penggunaan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan akan memberikan dampak yang kurang baik bagi konsumen pengkonsumsi daging ikan yang pembudidayaan secara sex reversal dengan hormon untuk proses sexreversal. Dampak dari penggunaan hormon untuk proses sexreversal ini antara lain jumlah hormon untuk proses sexreversal dalam tubuh organisme penmgkonsumsi akan berlebih, sehingga sifat kejantanan dari organisme akan lebih mendominasi. Hal ini sangat berbahaya bagi manusia, misalnya wanita karena mengkonsumsi ikan yang disexreversal dengan hormon dapat menghilangkan ciri kewanitaannya, begitu juga pada laki-laki.

Nilai Gizi Ampas Tahu
Ampas Tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Protein ampas Tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas Tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu: Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co < 1 ppm dan Zn > 50 ppm.
Ampas Tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas Tahu basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari, sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas Tahu kering mengandung air sekitar 10,0-15,5% sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas Tahu segar.


Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi